Advertorial

Jangan Hanya Berandai-andai, Mulailah Mengambil Tindakan

Moh Habib Asyhad

Editor

Mulailah menghitung berapa kali Anda menggunakan kata-kata ‘jika’ dan ‘ketika’. Alih-alih berpikir ‘jika dan ketika’, mulailah melakukan, ambil tindakan, berhenti berbicara tentang ‘jika dan ketika’
Mulailah menghitung berapa kali Anda menggunakan kata-kata ‘jika’ dan ‘ketika’. Alih-alih berpikir ‘jika dan ketika’, mulailah melakukan, ambil tindakan, berhenti berbicara tentang ‘jika dan ketika’

Intisari-Online.com – JIKA dan KETIKA berteman. Setiap minggu mereka bertemu dan makan siang.

Percakapan mereka biasanya berpusat pada semua hal yang akan mereka capai. Mereka berdua memiliki banyak mimpi dan mereka suka membicarakannya.

Hari Sabtu ini ketika mereka bertemu, KETIKA merasakan bahwa JIKA tidak dalam suasana hati yang baik.

Seperti biasa mereka duduk di meja yang disediakan untuk mereka dan memesan makan siang mereka. Begitu mereka menempatkan pesanan mereka, KETIKA menanyai JIKA. "JIKA apa yang salah denganmu, Kau tidak ceria seperti biasanya.”

JIKA melihat KETIKA dan menjawab, "Saya tidak yakin, saya hanya merasa tidak membuat kemajuan.

Minggu terakhir ini saya melihat sebuah kursus yang ingin saya ambil jika saja saya punya waktu untuk menerimanya. "

KETIKA tahu persis bagaimana perasaan JIKA. Ya, jawab KETIKA, "Saya juga melihat sebuah kursus dan saya akan mendaftar ketika saya mendapatkan cukup uang.”

KETIKA lalu berkata, "Oh ya, tentang pekerjaan baru yang akan kau ajukan. Kau terlihat sangat gembira minggu ini, apakah engkau melamar pekerjaan itu? "

JIKA menjawab, "Jika komputer saya tidak rusak minggu lalu, saya akan melamar. Tapi, komputer saya tidak berfungsi, jadi saya tidak bisa mengetik resume saya. "

"Jangan khawatir tentang hal itu JIKA, ketika kau siap maka pekerjaan akan menghampirimu. Saya juga memikirkan untuk mencari pekerjaan lain, tapi saya akan menunggu dan ketika cuaca semakin baik, saya akan melihat saat itu.”

KETIKA kemudian menceritakan pada JIKA tentang hari minggunya, dengan harapan akan sedikit mengiburnya.

Pria di meja sebelah tidak bisa menahan diri percakapan JIKA dan KETIKA. Mereka berdua sedang membicarakan ketika ini dan jika itu, akhirnya ia tidak tahan lagi.

“Maaf tuan-tuan,” kata pria itu.

JIKA dan KETIKA, keduanya menatap pria itu dan bertanya-tanya apa yang dia inginkan.

Pria itu melanjutkan, “Saya minta maaf, tapi saya tidak bisa tidak mendengar percakapan Anda berdua. Saya rasa saya tahu bagaimana Anda memecahkan masalah Anda.”

JIKA tersenyum dan berpikir, bagaimana mungkin orang asing tahu bagaimana menyelesaikan semua masalah mereka. Kalau saja dia tahu.

KETIKA menyadari tantangan yang mereka hadapi, tidak mungkin pria itu bisa menyelesaikan masalah mereka.

Penasaran, JIKA bertanya pada pria itu, “Menurut Anda bagaimana Anda bisa mengatasi masalah kami?”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Anda hanya perlu mendengarkan diri Anda sendiri. Ini mengingatkan saya pada sebuah pepatah kuno, ‘Jika dan ketika ditanam, maka tidak ada yang akan tumbuh’.”

JIKA dan KETIKA tampak bingung.

Pria itu tersenyum lagi dan berkata, “Mulailah menghitung berapa kali Anda menggunakan kata-kata ‘jika’ dan ‘ketika’. Alih-alih berpikir ‘jika dan ketika’, mulailah melakukan, ambil tindakan, berhenti berbicara tentang ‘jika dan ketika’.”

JIKA dan KETIKA, keduanya tampak terkejut, dan tiba-tiba menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh pria itu benar.

Keduanya bersalah karena berpikir, bertindak, dan menjalani hidup untuk ‘jika’ dan ‘ketika’. Pria itu pergi dan pembicaraan JIKA dan KETIKA pun berubah.

Mereka membuat perjanjian bahwa ketika mereka bertemu untuk makan siang minggu depan, tidak akan ada lagi ‘jika’ dan ‘ketika’, mereka akan berbicara tentang apa yang mereka capai.

Artikel Terkait