Advertorial

Memakan Manusia, Siapa Sangka 3 Orang Berkuasa Ini Terlibat Praktek Kanibalisme

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Praktek memakan makhluk sejenis atau kanibalisme memang hal yang mengerikan.
Praktek memakan makhluk sejenis atau kanibalisme memang hal yang mengerikan.

Intisari-Online.com- Praktek memakan makhluk sejenis atau kanibalisme memang hal yang mengerikan.

Kanibalisme dapat terjadi karena berbagai hal termasuk kepercayaan tertentu.

Namun apa yang terjadi jika praktekkanibal ini dilakukan oleh orang-orang berkuasa?

Dilansir dari listverse.com, berikut 3 penguasa yang diketahui memakan sesama manusia.

Baca Juga:Dari Cambukan hingga Kanibalisme, Inilah 6 Ritual Tabu yang Masih Eksis hingga Sekarang

Baca Juga:Lihat Ular Python Besar, Saat Dipaksa Mengeluarkan Isinya Netizen Terkejut!

3. Joshua Milton Blahyi

Pada awal 1990-an, Joshua Milton Blahyi memimpin sebuah unit tentara bayaran dalam Perang Saudara Liberia Pertama.

Joshua dan pejuang lainnya percaya bahwa pengorbanan, konsumsi daging dan darah manusia, serta ketelanjangan dapat melindungi mereka dari peluru.

Sebelum memimpin pasukan ke medan perang, mereka akan mabuk tak sadarkan diri dan membunuh seorang remaja untuk diminum darahnya.

Pada 1996, setelah Joshua Milton memeluk agama Kristen, dia telah menyatakan penyesalan atas tindakan-tindakannya yang keji.

2. Idi Amin, presiden Uganda

Idi Amin adalah presiden Uganda dari tahun 1971 sampai 1979.

Diperkirakan ada 500.000 orang terbunuh selama delapan tahun pemerintahannya sebagai presiden.

Ayah Idi Amin adalah seorang Kakwa (kelompok etnis Uganda yang biasa memakan daging dan meminum darah manusia untuk membersihkan dosa).

Ketika Idi Amin ditanya tentang rumor kanibalisme, dia hanya akan menjawab, "Saya tidak menyukai daging manusia. Terlalu asin bagiku."

Baca Juga:Presiden Rusia Tak Bisa Berhenti Tertawa Saat Nama Indonesia Disebut, Rupanya karena Hal Ini

3. Joseph Kony

Joseph Kony adalah pemimpin Lord's Resistance Army (LRA), yang sebagian besar dikenal karena operasinya di Uganda.

LRA beroperasi melalui sistem indoktrinasi, menculik anak-anak muda dan memaksa mereka melakukan tindakan mengerikan seperti kanibalisme.

Salah seorang yang pernah diculik mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya diminta untuk membunuh seorang gadis berusia 14 tahun.

"Kami mulai menggigitnya, tapi dia tidak mati," begitu kesaksiannya saat dipaksa untuk membunuh.

Baca Juga:Melawan Pasukan Tank Nazi Jerman ‘Sambil Tidur’, Jenderal Inggris Ini Nyatanya Bisa Memenangkan Pertempuran

Artikel Terkait