Advertorial
Intisari-Online.com -Di era Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto keberadaan personel ABRI (TNI) memang lebih “menakutkan” dibandingkan di era sekarang.
Misalnya saja jika ada tawuran pelajar, kerusuhan yang disebabkan oleh bentrokan para suporter sepakbola, kerumunan judi adu sabung ayam, dan lainnya akan segera bubar hanya karena kehadiran seorang anggota ABRI berpakaian seragam serta tanpa senjata.
Pada era Orde Baru seorang anggota ABRI memang bisa menangkap orang yang dianggap sebagai perusuh dan dianggap “mengancam keamanan negara” tanpa dibawa ke kantor polisi untuk kemudian “dipermak”.
Maka jika seseorang atau sekelompok orang sampai berani menyerang anggota ABRI di era Orde Baru, sama saja sedang “mencari penyakit”.
Suatu kali di kota Medan yang terkenal dengan para premannya yang sangar-sangar, ada seorang pilot tempur TNI AU yang sedang menikmati hari liburnya ternyata menjadi korban pengeroyokan para preman.
Kasus pengeroyokan seorang tentara, apalagi pilot tempur AUitu langsung menjadi berita besar di era Orde Baru.
Para prajurit TNI AU pun bertindak untuk “memberi pelajaran”.
Tapi caranya ternyata tidak brutal dan cukup sistematis. Bersama aparat kepolisian, polisi militer TNI AU didukung sejumlah prajurit melakukan penangkapan para preman di kota medan untuk kemudian dibina.
Mereka diberikan pemahaman kebangsaan dan nasionalisme, digojlok dengan latihan-latihan keras ala militer sehingga pada “bertobat”.
“Pembinaan” atas para preman demi memberi pelajaran agar tidak bisa dilupakan seumur hidup itu pun ada yang diberikan secara khusus.
Suatu hari mereka dikumpulkan di pangkalan udara TNI AU di Medan dalam posisi berdiri dan berbaris ala militer.
Tiba-tiba di atas para preman yang sedang berdiri itu melintas satu unit jet tempur F-16 yang sedang melakukan fly pass sambil menciptakan sonic boom.
Sonic boom adalah suara seperti ledakan bom yang dihasilkan oleh jet tempur ketika sedang memasuki tahap kecepatan suara.
Bagi yang tidak biasa mendengar suara ledakan akibat efek sonic bomb itu bisa pingsan atau mengalami ketakutan yang luar biasa.
Pada ketinggian tertentu sonic boom bahkan bisa memecahkan kaca-kaca jendela dan genting rumah.
Yang pasti setelah “dipermak” sonic boom itu para preman di kota Medan tidak berani berulah lagi terhadap para anggota ABRI, khususnya para pilot tempur TNI AU.