Advertorial

Gunakan Taktik Tipuan Ini, Pasukan Belanda ‘Kuras’ Peluru Pasukan RI, Ratusan Tentara Kita Pun Gugur

Ade Sulaeman

Editor

Militer Belanda sudah memperhitungkan ketika pangkalan udara Maguwo diserbu dari udara masih banyak pasukan AURI dan pasukan lainnya yang berusaha melakukan perlawanan.
Militer Belanda sudah memperhitungkan ketika pangkalan udara Maguwo diserbu dari udara masih banyak pasukan AURI dan pasukan lainnya yang berusaha melakukan perlawanan.

Intisari-Online.com - Ketika melancarkan agresi militer kedua di Yogyakarta pada 19 Desember 1948 lewat operasi militer bersandi Operasi Gagak (Operatie Kraai), Belanda merencanakannya secara matang.

Saat itu Belanda mengetahui jika pangkalan udara di Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) , Yogyakarta yang akan dijadikan sasaran utama serbuan memiliki pertahanan udara yang lumayan kuat.

Sejumlah senapan mesin peninggalan Jepang yang bisa menembak jatuh pesawat sudah dimiliki oleh AURI.

Selain itu pasukan AURI yang bertugas menjaga pangkalan udara Maguwo juga merupakan prajurit yang mahir menembak karena merupakan personel bekas anggota KNIL dan Peta (Pembela Tanah Air).

(Baca juga: Cara Cepat Meraba Kepribadian Seseorang, Cukup Lihat Posisi Duduk Kegemarannya)

Oleh karena itu untuk menghancurkan kekuatan tempur yang ada di pangkalan udara Maguwo, Belanda melancarkan serangan dadakan mengunakan pesawat-pesawat tempur jenis P-40 Kitty Hawk, cocor merah P-51 Mustang, dan pengebom B-25.

Serangan dadakan yang dilancarkan pada hari Minggu pagi yang sepi itu dengan cepat berhasil melumpuhkan kekuatan tempur AURI di Maguwo.

Sejumlah operator senapan mesin AURI yang mencoba melakukan perlawanan juga gugur akibat disapu oleh tembakan roket dan senapan mesin mitraliyur pesawat-pesawat tempur.

Setelah gelombang serangan pertama menggunakan pesawat-pesawat tempur yang terbang dari Bandung itu, pasukan Belanda kemudian melancarkan serangan kedua dengan cara menerjunkan pasukan payung.

(Baca juga: Punya Dua Istri Muda nan Cantik, Pria ini Ungkap Resep Rahasia Menjaga Keharmonisan)

Militer Belanda sudah memperhitungkan ketika pangkalan udara Maguwo diserbu dari udara masih banyak pasukan AURI dan pasukan lainnya yang berusaha melakukan perlawanan.

Oleh karena itu untuk menghabiskan peluru yang masih dimiliki pasukan RI, Belanda kemudian menerjunkan pasukan payung berupa boneka-boneka manusia berseragam militer Belanda.

Taktik tipuan yang diterapkan militer Belanda ternyata berhasil.

Pasalnya begitu pasukan payung boneka itu terapung-apung di udara, pasukan RI langsung menembakinya sampai peluru habis.

(Baca juga: Sebelum Bunuh Diri, Hitler Tulis Wasiat: Saya Tidak Sanggup Memikul Tanggung Jawab Perkawinan)

Setelah penerjunan pasukan payung berupa boneka-boneka itu berhasil mengecoh pasukan RI, pasukan payung Belanda yang terdiri dari para personel pasukan khusus (Korps Speciale Troepen) yang sesungguhnya baru menyusul diterjunkan.

Karena minim perlawanan pasukan payung Belanda begitu mendarat langsung mengusai daerah Maguwo yang berada di sisi timur kota Yogyakarta.

Dalam pertempuran di Maguwo yang berlangsung sengit sebanyak 128 anggota AURI telah gugur.

Pasukan payung Belanda kemudian terus bergerak dan hanya dalam waktu setengah hari kota Yogyakarta yang saat itu merupakan Ibukota RI, berhasil dikuasai.

(Baca juga: Bukannya Pamer Kekayaan, Orang-orang Super Kaya Ini Justru Sering ‘Pamer’ Kesederhanaan! Tidak Seperti OKB!)

Artikel Terkait