"Kita akan bereaksi secara fisik dan emosi lebih dulu sebelum otak pikir sempat memproses informasi," papar dr. Susan.
Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci.
Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif.
Maksudnya, otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak.
Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik.
Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif dan otak limbik.
Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.
Mielinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak pikir.
Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat mielin makin menebal.
Makin tebal mielin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf.
Karena itu, anak yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan dari lingkungannya sesuai dengan perkembangannya.
Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera.
Namun, indera mereka perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat sepon.
"Mereka menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan, dan disentuh dari lingkungan mereka. Kemampuan otak mereka untuk memilah atau menyaring pengalaman rasa yang tidak menyenangkan dan berbahaya belum berkembang," papar Susan.
Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR