Sebelumnya, mereka berkoordinasi dengan pemkab setempat, Kemenkes, dan TNI dalam penanganan masalah gizi buruk dan berbagai dampaknya.
(Baca juga: Waspada! 6 Tanda Ini Bisa Menunjukkan Anak Anda Akan Menjadi Psikopat Saat Dewasa Nanti)
"Para perawat dan dokter langsung terjun membantu penanganan pasien anak yang terkena kurang gizi," ucapnya.
Tim DERU UGM juga memetakan berbagai persoalan lain yang dihadapi warga Asmat, dari persoalan layanan kesehatan, infrastruktur, teknologi, hingga kondisi sosial budaya.
Rachmawan menyampaikan, dari 23 distrik yang ada di Asmat, hanya dua distrik yang terjangkau oleh PLN.
Distrik yang tidak terjangkau PLN untuk sementara masih menggunakan genset.
Melihat kondisi itu, peneliti dari pusat studi energi UGM melakukan pemasangan panel surya di puskesmas distrik Sawaerma.
Tim harus menempuh perjalanan 50 menit dari Agats menuju Sawaerma dengan menggunakan speed boat.
"Kami memasang sistem panel surya 200 Wp di Puskesmas Sawaerma karena belum ada listrik PLN di sana. Pemasangan panel surya ini guna menunjang operasional layanan kesehatan," tuturnya.
Menurut Rachmawan, sejak ada kasus KLB gizi buruk dan korban meninggal akibat campak, program kegawatdaruratan yang dilaksanakan antar-kementerian, pemkab, serta unsur TNI dan Polri cukup berjalan efektif.
Hanya saja, Rachmawan menyampaikan, diperlukan upaya tindak lanjut untuk mengatasi persoalan kasus gizi buruk di Asmat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR