Advertorial
Intisari-Online.com- Uni Emirat Arab dikenal sebagai produsen minyak terbesar di dunia, yang berarti menjadi penyumbang gas rumah kaca terbesar.
Namun dalam dua dekade terakhir, pemerintah UEA telah berusaha untuk tidak tergantung dengan bakar bakar fosil dan beralih menjadi ramah lingkungan.
UEA sekarang tengah membangun Dubai Sustainable City (sebuah kota berkelanjutan) yang akan menjadi kota dengan penyumbang karbon terkecil di dunia.
Diamond Developers, perusahaan lokal membangunkota yang berjarak 29 km di luar pusat Dubai ini akanselesai pada 2019.
Baca Juga:Gini Cara Merapikan Feed Postingan Instagram Tanpa Menghapus
Baca Juga:Dipuja-puji Sebagai Syaikul Islam, Snouck Hurgronje Justru Jadi ‘Mata-mata’ Terbaik Belanda
Pembangunan itumenelan biaya hingga Rp4,7 triliun.
Pembangunan kota seluas 113 hektar ini telah dimulai pada 2013.
Nantinya mobil tidak akan diperbolehkan ada, sebagai gantinya warga diijinkan naik kendaraan umum atau mobil pintar bertenaga listrik, serta kereta kuda.
Bukan pom bensin yang disediakan, melainkan stasiun listrik untuk mengisi baterai mobil.
Setiap atap rumah dilengkapi panel surya, dengan taman dan2.500 pohon membentang di sepanjang jalan.
Kota itu dibangun dalam dua tahap, tahap pertama (tahun 2015) membangun 500 vila, 89 gedung apartemen, 11 rumah kaca.
Baca Juga:Tega! Pria Ini 'Mencuci' Kucing Hingga Tewas Hanya Untuk Membujuk Mantannya Kembali
Tak lupa taman terbuka di perkotaan, pusat kebugaran, kolam renang, tempat berkuda, danau buatan dengan air yang dapat diganti.
Tahap kedua sedang dibangun dan akan menampilkan sekolah, masjid, museum sains, country club, dan mall.
Sustainable City itu mendapat banyak perhatian warga UEA (setidaknya yang mampu membayar tinggal di sana).
Hargarumah di sana paling murahmencapai Rp13 miliar.
Sekarang sekitar 1.800 orang telah membeli rumah, sementara sekitar 900 menyewa di sana.