Mulai dari Britania Raya (Kerajaan Inggris) di wilayah barat laut, hingga ke wilayah Palestina yang berada di utara.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Ketika kekaisaran Roma runtuh, bahasa ini tidak serta merta ‘runtuh’.
Bahkan sempat mengalami perkembangan yang cukup signifikan, termasuk di wilayah-wilayah yang tidak sempat ditaklukan oleh Kekaisaran Romawi.
Namun, tidak diketahui kapan waktu tepatnya, bahasa Latin ini akhirnya tidak digunakan kembali, bahkan sudah digolongkan sebagai bahasa yang mati.
Gelar sebagai “bahasa mati” ini ternyata memberikan berkah tersendiri.
Dianggap tidak akan mengalami perkembangan lagi, sehingga tidak mungkin memunculkan pergeseran makna, maka bahasa ini ditetapkan sebagai bahasa baku dalam penamaan ilmiah di dunia biologi.
Pergeseran makna yang dimaksud dalam hal ini adalah bergantinya definisi yang dilanjutkan dengan penggunaan yang berbeda dari definisi dan tujuan awal dari suatu kata.
Untuk di Indonesia, kata “canggih” bisa digunakan sebagai contoh.
Pada awalnya kata ini diartikan sebagai banyak cakap, bawel, atau cerewet.
Namun, saat ini kata tersebut sudah bergeser menjadi sesuatu yang tidak sederhana atau bergaya intelektual.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR