Advertorial

(Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest

Ade Sulaeman

Editor

Jasad-jasad dari pendaki ini seolah dibiarkan menjadi 'penghuni abadi' Gunung Everest. Pengingat bagi para pendaki lain yang sedang berjuang menaklukan puncak tertinggi dunia.
Jasad-jasad dari pendaki ini seolah dibiarkan menjadi 'penghuni abadi' Gunung Everest. Pengingat bagi para pendaki lain yang sedang berjuang menaklukan puncak tertinggi dunia.

Intisari-Online.com- Gunung Everest tidak hanya bukti keagungan keindahan alam, tapi juga tempat menantang bagi para petualang.

Karena risiko berbahaya, banyak pendaki yang datang tanpa pernah kembali lagi.

Berikut 5 kisah di antaranya:

5. George Mallory dan Sandy Irvine (Inggris)

Baca Juga:Mau Liburan Panjang di Tahun 2018 Ini? Paling Pas Ambil Cuti di Bulan Ini

Baca Juga:Bintang Sakti, Penghargaan Tertinggi Bagi Mereka yang Telah Mengabdi Secara Luar Biasa Bagi Negara

George Mallory
Pada 1924 George Mallory dan Sandy Irvine mendaki Everest dan kemudian hilang selama 75 tahun.

Mayat Mallory ditemukan pada 1999, sedangkan Irvine masih belum diketahui keberadaannya.

4. Maurice Wilson (Inggris)

Maurice Wilson
Pada 1934 Maurice Wilson seorang mistikus, tentara Inggris dan pilot berencana menerbangkan pesawat ke lereng atas Everest dan kemudian mendaki ke puncak.

Rencana ini tidak diperkenankan oleh pihak berwenang, Wilson kemudian terbang ke India dan mendekati Gletser Rombuk di Everest untuk mendaki dengan peralatan seadanya.

Belum terlalu jauh dia kembali dengan pergelangan kaki bengkok, buta, dan kelelahan.

Dia ditemukan tahun 1935, ekspedisi itu terdokumentasikan dalam buku harian di dekat mayatnya.

3. Hannelore Schmatz dan Ray Genet (Jerman)

Baca Juga:PLO, Para Pejuang yang Gigih Melawan Pasukan Israel Demi Mendapatkan Kemerdekaan di Bumi Palestina

Baca Juga:Inilah Gustave, si 'Monster' Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi

Hannelore Schmatz
Pada 1979 Hannelore Schmatz bersama Ray Genet dalam perjalanan turun memutuskan untuk bermalam di camp dalam kantong tidur tanpa penutup kepala.

Setelah terjadi badai salju, Ray meninggal karena hipotermia sedangkan Hannelore menyerah kelelahan hanya sejauh 330 kaki dari perkemahan.

2. Karl Gordon Henize (Amerika)

Karl Gordon Henize
Pada 1993 Karl Gordon Henize seorang profesor dan ilmuwan NASA mengambil cuti untuk mendaki Everest.

Dia ingin menguji alat NASA untuk radiasi di tempat berbeda guna mempelajari efek pada jaringan tubuh manusia.

Namun pada hari kedua Henize mengalami kegagalan paru-paru, dia tidak dapat turun dari gunung dan meninggal pada ketinggian 18.000 kaki.

1. Francys Arsentiev (Amerika)

Francys Arsentiev
Pada 1998 Francys Arsentiev mendaki bersama suaminya, namun ketika suaminya berhenti di camp, Francys melanjutkan perjalanan sendiri tanpa suplemen oksigen.

Sehari kemudian suaminya dengan membawa oksigen serta obat-obatan menemukan jasad istrinya telah membeku.

Sumber:www.ranker.com

Baca Juga:Luar Biasa! Pria Ini Nikahi 3 Wanita Sekaligus dalam Sehari, 2 di Antaranya adalah Kakak-Beradik!