Ia sempat begitu dekat dengan patroli Serbia hingga berpikir akan tertangkap. Belajar dari pengalaman tersebut, O’Grady tidur di siang hari lengkap dengan kamuflasenya.
Ia bergerak hanya di malam hari, antara tengah malam hingga pukul 4 dini hari. Agar selamat, O’Grady mengandalkan perlengkapan survival yang ada di pesawatnya.
Setiap pesawat F-16 dilengkapi perlengkapan penting yang diletakkan di kursi dan life vest. Pada kursi terdapat survival radio (plus ekstra baterai), cermin, perlengkapan P3K, signal kid, personnel distress flare, kompas, pluit, strobelight dengan flash guard dan filter infra-red.
Tersedia raft repair plug, pisau lima inci, kontainer dengan korek api, raft, air, selimut (juga bisa untuk penanda), pewarna laut, pamflet survival, kantong penyimpan air minum, handgun, dan beacon.
Sedangkan di survival vest ada radio survival, GPS receiver, distress signal, cermin, perlengkapan P3K, kompas, cat muka untuk kamuflase, dan torniket.
Berbekal panduan survival, radio, perlengkapan P3K, flares, dan kompas. O’Grady berjuang untuk bertahan hidup. Mulai dari menampung embun untuk minum, hingga makan rumput dan serangga.
Berkat kontak radio yang berhasil dilakukan, lokasi O’Grady di daerah perbukitan dekat Banja Luka, Serbia, akhirnya berhasil diketahui oleh pasukan NATO. Operasi penyelamatan pun dijalankan dengan mengerahkan helikopter CH-53 dari 24th Marine Expeditionary Unit.
O’Grady akhirnya kembali ke AS dengan selamat setelah hilang tak tentu rimbanya selama enam hari. Tak ayal O’Grady disambut bagai pahlawan. Presiden Clinton bahkan menjuluki O’Grady sebagai “One Amazing Kid”.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR