Namun bagi mereka yang sudah melihat langsung kawasan pabrik Sritex seluas 100 hektar di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengan, tentulah segala ketakjuban akan muncul.
Bermula dari UD Sri Rejeki yang didirikan H.M.Lukminto pada 1966 di Pasar Klewer, pada 2009 Sritex menjelma sebagai pabrik tekstil dan garmen terintegrasi.
Proses produksinya didukung empat hanggar spinning (pemintalan), enam hanggar weaving (penenunan), tiga hanggar dying/printing/finishing (celup/cetak/pengerjaan akhir), serta enam hanggar garmen (pakaian).
Jumlah karyawan terus berkembang dengan jumlah lebih dari 15.000.
Unit pemintalan setiap tahun mampu memroduksi 145.000 bales (satu bales sama dengan 181,4 kg). Artinya unit ini mampu memroduksi sebanyak 26.303 ton setiap tahunnya.
Di unit weaving (penenunan) kapasitas produksi pertahun mencapai 120 juta meter. Sementara di unit dying/printing/finishing total produksi pertahun mencapai 120 yards.
Selain pakaian militer, Sritex membuat pakaian sipil mulai dari seragam sekolah, pakaian pria dan wanita umum, hingga pakaian satuan seperti pakaian dinas sipil, pakaian pertahan sipil, pakaian pekerja, jaket dan sebagainya.
Beberapa merk branded yang menggunakan produk Sritex antara lain, Master, Bulova Twill, Kaisyar, Timor Drill dan Japan Drill.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR