Cathy tidak pernah memaksa para narapidana binaannya untuk menyukai musik-musik tradisional Jawa, tapi cukup belajar memainkannya. Ternyata, karena sering memainkan, tumbuh perasaan suka terhadap irama khas gamelan.
Keyakinan perempuan berambut pirang ini bahwa gamelan mampu dijadikan alat terapi ampuh seperti menemukan pembenaran. Sejumlah narapida bianaannya berangsur-angsur menunjukkan perubahan tingkah laku lebih positif.
Martin Gwynn, mantan penghuni Penjara Dovegate di Staffordshire, misalnya. "Sekarang saya jadi lebih mudah berkomunkasi dengan orang asing dan berani menatap mata mereka. Hal ini sangat membantu saya dalam mencari pekerjaan selepas menjalani masa hukuman," kata Gwynn saat diwawancarai BBC.
Pengalaman John Pawson, guru musik dan pengajar gamelan, juga layak didengarkan. Beberapa waktu lalu dia menggelar workshop gamelan di Penjara Peterborough, di wilayah timur Inggris.
Di sana dia membimbing napi perempuan temperamental yang kerap melukai diri sendiri dengan gunting, silet, atau benda-benda tajam lainnya. "Hanya dalam tempo beberapa bulan mengikuti terapi gamelan, perilaku merusaknya menurun drastis," ucap Pawson.
Kisah-kisah kesuksesan terapi gamelan yang dikampanyekan lewat Good Vibrations bukanlah pepesan kosong. Buktinya, jumlah penjara yang tertarik menggelar terapi gamelan sejak pertama kali diperkenalkan selalu meningkat. Saat ini jumlahnya lebih dari 33 penjara.
Bahkan beberapa institusi lain di luar penjara juga mulai tertarik memanfaatkannya. Luar biasa.
BACA JUGA: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR