Advertorial

Gunakan Parasut Paralayang, Pasukan Khusus Korut Rencanakan Serangan Senyap ke Korsel

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com -Kekuatan pasukan khusus Korea Utara hingga saat ini merupakan yang terbesar di dunia.

Mereka punya jumlah personel mencapai 200 ribu orang.

Semua personel pasukan khusus Korut mendapat gemblengan yang maksimal. Semua latihan keras yang mereka jalani punya satu target: menyerbu dan menaklukkan Korea Selatan.

Keberadaan pasukan khusus Korea Utara tak lepas dari kepentingan politik tokoh pendiri Korut Kim Il-sung.

Kemampuan mereka dalam menggelar pertempuran nonkonvensional telah dirintis dari masa gerilya komunis melawan pendudukan Jepang.

(Baca juga:Kisah Nyata: Sambil Terjun Payung, Pilot AS Ini Jatuhkan Pesawat Jepang Dengan Tembakan Pistol)

(Baca juga:Operation Market Garden: Operasi Pasukan Terjun Payung yang Terlalu Bernafsu Mengejar Musuh tapi Justru Babak-belur Akibat Salah Perhitungan)

Doktrin pasukan khusus Korut difokuskan kepada kombinasi dari satuan konvensional dan nonkonvensional untuk melawan musuh.

Taktik serangan tidak hanya dari garis depan musuh tapi juga yang berada jauh di garis belakang musuh.

Pasukan khusus Korut memiliki tugas spesifik seperti misi pengintaian (reconnaissance) , memotong jalur komunikasi, serbuan mendadak, dan menghancurkan pos komando serta lapangan terbang.

Misi penculikan atau pembunuhan politik terhadap tokoh politik dan militer yang menentang Kim Il-sung juga merupakan sesuatu yang lazim dilaksanakan oleh pasukan khusus Korut.

Ada beberapa metode yang dipakai pasukan khusus Korut dalam upaya infiltrasi ke Korsel.

Antara lain bisa melewati lorong bawah tanah di bawah garis demilitarization zone (DMZ), menggunakan pesawat terbang atau kapal selam mini dan perahu yang beroperasi di sepanjang pantai.

(Baca juga:Syngman Rhee, Presiden Pertama Korea Selatan yang Dikudeta karena Dianggap Mirip Pemimpin Korea Utara)

(Baca juga:Bukan Nuklir atau Perang, Masalah Terbesar di Korea Selatan adalah Bunuh Diri, bahkan Tertinggi ke-4 di Dunia)

Jika diperlukan, mereka juga bisa menyerang konsentrasi AS di Jepang secara senyap.

Kekuatan pasukan khusus terdiri atas 203 Special Forces Brigade dan 18 Batalion lebih kecil.

Unit-unit pasukan khusus Korut dipecah ke dalam tiga kelompok seperti reconnaissance, infantri ringan, dan sniper.

Unit reconnaissance beroperasi dalam tim kecil di belakang garis belakang musuh dan harus bisa menghantam target secara tepat.

Unit ini bernah beroperasi di Korea Selatan dan sempat terlibat kontak dengan unit sejenis dari Korea Selatan.

Dalam insiden yang kemudian dipublikasikan itu, Korut secara senyap mengirimkan kapal selam khusus dari armada kecil 1 dan Skuadron 22.

Tugas kapal-kapal selam itu adalah untuk menyusupkan tiga personel pasukan komando dan 21 personel AL.

Tapi serangan senyap yang dimulai pada subuh, 19 September 1996 itu berubah jadi berantakan karena ketahuan pasukan Korsel.

Imbasnya, terjadi bentrok senjata yang berakibat pada tewasnya hampir semua personel.

Hanya seorang dari pasukan komando Korut yang hidup, itu pun tertangkap.

Dalam operasi tempur, jika dibutuhkan pasukan khusus infanteri lintas udara ringan akan disusupkan melalui helikopter.

Ada sekitar 11 ribu personel di tiga Brigade Infanteri Ringan itu.

Satuan terakhir, sniper, lebih kecil dari infanteri ringan namun beroperasi dalam tim yang juga lebih kecil.

(Baca juga:Jika Sudah Mahir, Atlet Terjun Payung Bisa Berpakaian Santai Bahkan Bersandal jepit)

(Baca juga:Kakek 70 Tahun dengan Kanker Terjun Payung Bersama Istrinya untuk Rayakan Ulang Tahun Pernikahan ke-50)

Di samping sniper brigade, juga masih ada Brigade Sniper Ampibi yang ketika melakukan infiltrasi menggunakan perahu atau kapal selam.

Mereka akan segera menyerang target seperti pangkalan militer, infrastruktur seperti pusat pembangkit tenaga nuklir dan industri strategis.

Tidak seperti Brigade Sniper AU, mereka akan menyerang fasilitas di bandara dan pangkalan udara seperti air traffic control dan pertahanan udara.

Selain itu masih ada lagi sekitar 10 brigade sniper dengan total personel mencapai 35 ribu, sebanyak 21 ribu di enam brigade reguler dan 7.000 lainnya di Ampibi dan AU.

Berbagai latihan telah digelar oleh pasukan khusus Korut untuk setiap saat siap menyerbu Korsel.

Salah satunya pasukan khusus Korut sudah membentuk “pasukan paralayang” yang bisa menyerang Korsel secara senyap dari udara.

Dengan menggunakan parasut paralayang, pasukan khusus Korut yang terbang dari bukit terdekat perbatasan Korut-Korsel bisa menyerang ketika malam tiba.

Ratusan atau bahkan ribuan pasukan khusus itu lalu melayang di udara pada ketinggian rendah, menembus perbatasan Korut-Korsel tanpa suara lalu menyerbu Korsel.

(Baca juga:Pernah Dilatih Israel, Pasukan Khusus Singapura Dikenal Hebat: Pernah Lumpuhkan Pembajak Kurang dari 1 Menit)

Artikel Terkait