Di mana dan kapan tsunami berikut masih misteri. Misalnya, pada 2003, ahli gempa Kerry Sieh dari California Institute of Technology merekonstruksi riwayat gempa di segmen Mentawai. Dia menemukan megathrust ini di ujung siklus. Ancaman tsunaminya diprediksi akan mencapai Kota Padang.
Namun, pada 2004, tsunami ternyata terjadi di zona Aceh-Andaman, bukan di Mentawai. Setelah tsunami Aceh, Kerry kembali mengingatkan ancaman segmen Mentawai ini.
Lagi-lagi, tsunami terjadi di tempat lain, yaitu di Nias pada 2005 dan Pangandaran pada 2006. Masalahnya, segmen Mentawai ini datanya paling lengkap. Bagaimana dengan kawasan timur Indonesia yang masih gelap datanya?
Setelah tsunami Tohoku (Jepang) 2011, para ahli sepakat bahwa gempa besar dan tsunami dapat terjadi di semua jalur subduksi di dunia.
Ini berarti, hanya soal waktu, tsunami terjadi di Indonesia.
Gempa dan tsunami dapat terjadi kapan saja di jalur subduksi yang mengepung Indonesia, mulai dari barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Flores, utara Sulawesi dan utara Papua, serta Maluku dan Seram, tanpa bisa diprediksi. Misteri tsunami masih belum terpecahkan. (kompas.com)
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR