Pada banyak binatang yang berbeda, ada suatu kebutuhan tinggi akan air di musim panas untuk membantu penguapan pendinginan.
Kebanyakan burung membutuhkan banyak air untuk menahan ekses dari panas tubuh dengan mengepakkan sayapnya, sebuah proses yang mempercepat penguapan air yang hilang.
Sementara burung penenun dapat mengasingkan diri ke dalam sarang komunal mereka yang dingin. Mereka dapat menghemat air yang diperlukan untuk mengeluarkan panas.
Keuntungan lain tinggal dalam koloni besar adalah meningkatkan kemungkinan setiap individu tidak tertangkap predator. Pintu masuk sarang berada di bagian bawah struktur sarang untuk melindungi penghuninya dari elang dan predator lainnya.
Spesies lainnya diketahui mengambil keuntungan dari manfaat keliaran komplek sarang ini. Burung hering Afrika diketahui menggantung di atap, burung kutilang berkepala merah akan membesarkan keluarganya di kamar-kamar yang kosong. Begitu juga dengan elang kerdil, burung pemangsa sangat mungkin membunuh tuan rumahnya.
Menurut Leighton, pernah didokumentasikan bahwa elang kerdil terkadang akan memakan burung penenun. Burung penenun membangun dan merawat komplek apartemen raksasa ini, dan kemudian seekor predator masuk ke dalamnya dan mulai memakan mereka.
BACA JUGA: Jarang Lihat Bangkai Kucing yang Mati dalam Kondisi ‘Wajar’? Ternyata Inilah Alasannya!
“Namun jarang terjadi elang kerdil memangsa burung penenun, itu mungkin lebih beresiko bila mereka berada di sekitarnya. Mereka tidak hanya terintimidasi oleh ulat tetapi burung lain juga mengincarnya di salah satu kamar di sarang mereka,” kata Gavin Leighton.
Burung penenun juga dapat menjadi korban dari kesuksesan mereka membangun sarang. Beberapa sarang mereka dapat bergantung di pohon selama berabad-abad.
Ada juga sarang yang dipenuhi air saat musim hujan dan membuat pohon tidak dapat menyangganya lagi sehingga jatuh karena keberatan.
Ada juga pohon yang jadi patah karena beban dari sarang yang sangat besar. Meskipun demikian, kamar-kamar di sarang itu masih aktif digunakan oleh burung penenun.
BACA JUGA: Inilah Gustave, si 'Monster' Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR