Intisari-Online.com – Tubuh boleh kecil, tetapi kemampuannya membuat sarang tidak diragukan lagi. Itulah burung penenun yang dikenal dengan nama Social Weaver (Philetairus socius).
Burung penyanyi biasanya membuat sarang yang tersembunyi dan hanya untuk menempatkan satu telur saja. Berbeda dengan burung penenun yang hidup di selatan Arika.
Mereka membangun sarang yang sangat besar sehingga pohon yang menjadi tempat hinggapnya bisa menjadi patah. Bayangkan, bobot sarang burung penenun bisa mencapai lebih dari satu ton, dengan lebar 6 meter dan tinggi 3 meter.
Sarang itu terdiri dari ratusan kamar yang terpisah. Generasi penerusnya akan kembali memperbarui sarang dan menggunakan kembali kamar-kamar di dalamnya hingga lebih dari satu abad.
Burung penenun menggunakan berbagai bahan yang berbeda untuk membangun sarangnya. Struktur dasar sarangnya terbuat dari anyaman ranting.
Kemudia mereka menjalin bagian dalam dengan rerumputan dan bulu-buluan.
Konstruksi kamarnya sepanjang 25,4 cm dengan lebar 2,5 cm sebagai pintu khusus, dengan ujungnya yang melengkung tajam untuk menghalangi ular masuk.
Sementara pasangan burung petelur akan memiliki kamar tersendiri. Kebanyakan kamar itu dihuni 3 sampai 4 ekor burung sekaligus.
Keuntungan gaya hidup seperti ini menjadi lebih jelas dalam konteks padang pasir dimana suhu udara berubah-ubah secara dramatis.
“Aku pikir suhu udara pada malam hari adalah 1 atau 1,6 derajat Celsius, dan suhu di dalam kamar dengan 3 sampai 4 ekor burung adalah 21 atau 23 derajat Celsius,” kata Gavin Leighton, ahli biologi di Univeristy Miami, kepada situs Wired Magazine. “Jadi, ada manfaat arus udara panas yang berada di sarang raksasa ini.”
Struktur sarang berukuran besar melindungi burung tidak hanya dari suhu udara, tetapi juga dari sinar matahari langsung, hujan, dan panas.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR