Advertorial
Intisari-Online.com - Debra Parsons mengaku sangat dekat dengan ibunya, Doreen, selama dia tinggal bersama sang ibu.
"Aku mencintainya, dan aku ingin lebih dekat dengan ibuku saat malam Natal nanti. Tapi, ibuku telah lebih dulu meninggalkan aku, dan memakan abu kremasinya memberiku perasaan bahagia," kata Debra.
Tahun ini akan menjadi Natal pertama yang dia lalui tanpa ibunya disampingnya.
Menurut Debra, selama ini Natal telah menjadi hari yang menyedihkan baginya sejak anak laki-lakinya meninggal karena prematur pada 28 Desember 1996 yang lalu.
"Natal mengingatkanku pada anak lelakiku, dan kini aku harus menjalani Natal yang menyedihkan itu tanpa ibuku," begitu Debra menjelaskan pada mirror.co.uk.
(BACA JUGA :Wahai Wanita, Suruh Pasanganmu Mengonsumsi Ini Agar Spermanya Banyak, Gesit, dan Kuat)
Ibunya meninggal pada bulan Mei tahun 2017 karena mengalami infeksi paru-paru.
Meski ibunya sudah cukup lama menderitia penyakit ini, tetap saja bagiDebra, kepergian ibunya terlalu mendadak.
Debra kemudian merasa sangat kehilangan ibunya dan terpukul.
Jauh sebelum memutuskan ide gila untuk menyantap hidangan Natal dengan taburan abu kremasi sang ibu, Debra mengaku telah berkali-kali mencicipi abu itu.
Sehari setelah proses kremasi ibunya, Debra mulai memikirkan cara untuk menyimpan abu itu.
Orang-orang biasanya akan menghanyutkan abu itu ke laut atau menaburkannya di tempat-tempat favorit mendiang tersebut.
Namun, Debra tidak ingin membuang abu ibunya, karena itu hanya akan membuatnya merasa lebih jauh dari sang ibu.
Pada awalnya, seluruh abu kremasi ibunya itu disimpan oleh kakak perempuannya, hingga kemudian dia meminta bagian abu itu.
Debra menyimpan abu kremasi itu dalam sebuah kantong plastik transparan.
Setelah itu, dia mencoba membeli kotak kecil untuk menyimpan abu itu dan menempatkannya sebagai pajangan di samping tempat tidurnya.
(BACA JUGA :Ajaib! Bayi Ini Mampu Bertahan Hidup Meski Terlahir dengan Jantung Tumbuh di Luar Tubuh)
Debra beranggapan bahwa hal itu tidak membuatnya merasa dekat dengan mendiang sang ibu.
Suatu malam, Debra merasa sangat kesepian dan menangis merindukan ibunya.
Lalu, entah dorongan dari mana, Debra mulai mencoba memasukkan jarinya ke dalam abu kremasi itu, lalu menjilat jarinya, mencicipi rasa abu itu yang asin dan seperti berasap di dalam mulutnya.
Sejak saat itu, Debra hampir setiap hari memakan sedikit abu kremasi ibunya.
Dia merasa sangat dekat dan merasakan sosok ibunya akan hadir di sampingnya setiap kali dia makan abu itu.
Semakin hari, hasratnya untuk merasakan abu itu makin tidak tertahankan lagi.
Dari yang awalnya menjilat sedikit, kemudian bertambah menjadi satu sendok kecil abu hampir setiap hari dia konsumsi.
Debra kemudian menyadari bahwa ini yang ingin dia lakukan pada abu kremasi itu, ia ingin tetap memakanya sedikit-sedikit.
Puncaknya, Debra ingin bisa menyajikan abu itu saat menggelar perayaan Natal, agar seluruh orang terdekatnya bisa merasa dekat kembali dengan sosok sang ibu.
Ide perayaan Natal telah dia susun dengan sempurna.
(BACA JUGA :Inilah 5 Ponsel Termahal Sepanjang 2017, Mana yang Sudah Jadi Milik Anda?)
Debra akan memasak olahan kalkun panggang dan pudding susu, semua lengkap dengan taburan abu kremasi ibunya.
Debra yakin ini adalah cara yang paling tepat untuk merayakan malam Natal bersama ibunya, karena ibunya akan menjadi bagian dalam Natal ini dan akan terlihat (abu kremasinya) jika mereka berfoto bersama.
Tunangan Debra, yang menolak disebut namanya, menghargai keinginan Debra dan mendukungnya jika itu bisa membuat Debra bahagia.
Pasangan ini akan menikah tahun depan.
Entah rencana gila seperti apa lagi yang akan Debra buat untuk hari pernikahannya nanti.
Mungkinkah Debra akan menaburkan abu ibunya di kue pernikahannya?
Kita lihat saja nanti!
(BACA JUGA :Bunuh Diri Tapi Hidup Kembali, Wanita Ini Kini Berjuang Untuk Hidup Sepenuh Hati)