Advertorial
Intisari-Online.com - Menderita kanker selama kehamilan tentu merupakan tantangan hidup dan mati bagi seorang wanita.
Lea Grover, 33 tahun asal Chicago adalah orang beruntung yang mengalami ujian itu.
Lea mengalami dua kali kehamilan dan selama dua kali juge kehamilannya disertai dengan munculnya kanker di tubuhnya.
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Lea menderita kanker melanoma ganas yang bisa tumbuh sewaktu-waktu, terutama ketika ia hamil.
Bagi Lea, kehamilan berarti sebuah ujian yang berat.
(BACA JUGA:Hebat! Lewat Susinisasi, Menteri Susi Berhasil Hemat Anggaran Sampai Rp8,28 Triliun)
(BACA JUGA:Israel Pindahkan Ibukota ke Yerusalem, Tugas Pasukan PBB Asal Indonesia pun Makin Berat)
Selama masa kehamilannya, Lea merasakan sakit yang luar biasa hingga ia harus beristirahat total dan nyaris seperti lumpuh.
Meski tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara kehamilan dan kanker kulit, Lea merasa seperti keduanya berkaitan.
Saat hamil, Lea tidak bisa melakukan pengobatan kanker seperti biasanya karena akan berbahaya bagi kandunga dan calon bayinya.
Lea merasakan anemia, nyeri di sekujur tubuh, stress dan ketakutan yang bahkan membuatnya ingin menggugurkan kandungannya.
Namun berkat keinginan kkuatnya, juga suaminya, untuk menyelamatkan nyawa anak-anaknya, Lea berhasil bertahan dan mengalahkan rasa sakitnya.
(BACA JUGA:Di Luar Nalar, Pria ini Berhubungan Seks dengan Mayat Pacarnya Agar Hidup Kembali)
Pertama kali Lea hamil adalah delapan tahun yang lalu.
Ia mengandung bayi kembar yang keduanya perempuan.
Saat kehamilan pertamanya, Lea menyadari ada tahi lalat yang besar tumbuh di tubuhnya dan itu merupakan gejala kanker kulit ganas.
Dengan pengobatan seadanya, karena Lea tidak bisa melakukan kemoterapi, ia berhasil menyelamatkan kedua putrinya.
Lea sempat menjalani operasi pengangkatan melanoma setelah melahirkan kedua putrinya tersebut.
Selang empat tahun kemudian, Lea kembali melihat beberapa tahi lalat yang tumbuh di tubuhnya dan bahkan tumbuh di dalam usus besarnya.
Melihat hal itu, Lea menduga bahwa ia hamil lagi, dan benar saja dokter mengatakan Lea hamil anak ke-tiganya.
Ia kembali menjalani operasi pengangkatan tahi lalat dan polip di usus besarnya.
Keputusan selanjutnya, Lea dan suaminya telah sepakat untuk tidak lagi menambah buah hati.
Lea tidak mau mengorbankan ketiga buah hatinya demi mempunya anak lagi.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Lea harus menjalani operasi steril demi memastikan ia tidak akan hamil lagi di kemudian hari.
Kanker selama kehamilan terjadi pada satu dari 1.000 wanita.
Sementara sistem kekebalan tubuh yang sehat menghentikan sel kanker terbentuk, sistem kekebalan tubuh saat hamil lebih rentan terhadap infeksi, penyakit dan sel kanker.
Studi belum menemukan bahwa kehamilan meningkatkan kemungkinan kanker, namun wanita yang terkena kanker selama kehamilan mungkin memiliki lebih banyak kesulitan dalam perawatan.
Ketika kanker terdeteksi di awal kehamilan, seorang wanita hamil biasanya menerima perawatan yang sama seperti orang lain yang melibatkan pembiusan lokal untuk menghilangkan melanoma.
Namun, jika melanoma telah tumbuh dan kanker telah menyebar, pengobatan menjadi lebih sulit pada wanita hamil.
Pilihan pengobatan untuk melanoma lanjut, seperti radiasi, menjadi terbatas hanya pada kepala dan leher karena dapat menyebabkan cacat lahir jika dilakukan pada daerah panggul.
Untuk kanker lainnya, termasuk payudara, kemoterapi mungkin diperlukan. Tapi kemoterapi selama masa kehamilan bisa menimbulkan efek berbahaya pada bayi dan ibu.