(Baca juga: Fakta-fakta Unik tentang Paspor: Kekuatan Paspor Indonesia Setara Suriname, Senegal, Papua Nugini dan Uganda)
(Baca juga: Godfrey Baguma, Pria Paling Jelek se-Uganda yang Sudah Dua Kali Menikah dan Punya Delapan Anak)
Anak seorang dukun
Pada tanggal 11 Juli 1971, ketika belum lama berkuasa, ia mengadakan kunjungan mendadak ke istana Ratu Elizabeth di Inggris.
Ratu bertanya, "Tuan Presiden, ada apakah sampai kami mendapat kehormatan atas kunjungan yang tak disangka-sangka ini?"
Dengan kalem Amin menjawab, "Yang Mulia, di Uganda sulit sekali mendapatkan sepatu berukuran 14." Ini sama dengan nomor 50 untuk standar kita, yang panjangnya ± 35 cm!
Bahkan ratu Elizabeth pun tak dapat menahan senyum.
Itulah sosok Idi Amin yang muncul ketika ia baru merebut kekuasaan dari Milton Obote tahun 1971. "Badut" yang besar, lucu dan simpatik.
Pemerintah Inggris pun menyambut gembira "angin segar" dalam pemerintahan bekas jajahannya itu.
Masa kanak-kanak si "Badut" ini sebenarnya berat. Ia dilahirkan sekitar tahun 1924 - 1926, di Koboko, distrik Nil Barat terkecil di Uganda, negeri kecil yang subur di tepi Danau Victoria, mata air Sungai Nil.
Ayahnya dari suku Kakwa, ibunya suku Lugbara, dua suku yang masih bertetangga. Tapi begitu Amin lahir, kedua orang tuanya berpisah. Ibu' Amin
Ibu Amin langsung memboyongnya ke koloni suku Nubia di Lugazi, ± 40 km dari Jinja, sebuah kota besar di tepi Danau Victoria. Banyak orang Nil Barat menjadi buruh di perkebunan gula di sana.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR