(Baca juga: Membandingkan Robert Mugabe dengan Diktator-diktator Lainnya dalam Sejarah Modern)
(Baca juga: Mulai dari Pemasok Viagra Palsu Hingga Kanibalisme, Inilah 15 Fakta Aneh tentang Korea Utara)
Dalam PD II ia dikirim ke Birma, kemudian ikut memadamkan pemberontakan suku Mau-mau di Kenya (1952 - 1956). Belakangan ia dikirim berlatih ke Israel dan memperoleh wing penerjun.
Singkat kata, ketika Uganda merdeka pada tahun 1962, Idi Amin salah satu dari hanya 2 orang pribumi Uganda yang berpangkat perwira.
David Martin, dalam bukunya General Amin, melihat sisi lain dari kemajuan karier militernya.
"Amin itu jenis prajurit yang disukai para perwira Inggris: bertubuh besar dan tidak berpendidikan. Menurut teori mereka, orang semacam ini lebih taat pada atasan dan lebih berani di medan pertempuran," tulisnya.
Yang jelas, secara fisik memang Amin tidak mengecewakan. Ia tak cuma pemain rugby yang bagus, ia juga juara tinju kelas berat Uganda 1951 - 1960.
Bisa dimengerti, Idi Amin akhirnya cukup dekat dengan pusat kekuasaan masa itu, Perdana Menteri Milton Obote. Ia. pun telah mengukir perjalanan karier yang cukup berwarna-warni.
Salah satu "warna" itu terjadi ketika ia berpangkat sersan. Ia tertangkap basah tidur bersama istri seorang rekan tentara.
Karena dikejar, Amin lari terbirit-birit di Jl. Nakuru tanpa sempat berpakaian lagi, alias bugil ala Adam.
Bahkan dalam kesadisannya pun kadang-kadang Amin masih menunjukkan selera humor. Suatu kali ia dikirim untuk melucuti persenjataan suku Karamajong, suku pencuri ternak, berupa perisai dan lembing.
Sudah tentu mereka ogah menyerahkan senjata. Namiun Amin punya cara yang amat ampuh untuk membujuk mereka.
Ia memerintahkan mereka berdiri di depan meja dengan meletakkan, maaf, penis masing-masing di atas meja. Maklum, mereka belum kenal busana.
Amin mengancam akan memotong "senjata" mereka yang ini, bila tidak memberi tahu letak gudang senjata. Bisa dimengerti kalau suku Karamajong memilih buka rahasia.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 1993)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR