Intisari-Online.com - Di beberapa negara, harga buku sangat mahal dan banyak keluarga yang tidak mampu membelinya. Untuk itu, seorang guru bahasa Inggris yang bekerja di sebuah kantor penerbitan di Uganda, Rosey Sembataya menciptakan perpustakaan sepeda motor melayani buku untuk anak-anak.
Dilansir dari Christian Science Monitor, Sembataya memulai perpustakaan tersebut pada tahun 2014 dan diberi nama Malaika Mobile Library. Dengan sepeda motor, perpustakaan ini menyediakan buku-buku untuk anak-anak di dalam dan sekitar ibukota Kampala.
“Adikku memiliki empat anak dan kami menemukan kesulitan membeli buku untuk anak-anaknya karena harga yang cukup mahal. Saya kemudian berpikir untuk menciptakan sesuatu yang dapat membuat buku cerita bisa diakses oleh banyak orang dengan harga yang murah,” kata Sembataya pada BBC.
Di Uganda, harga buku memang mahal dan banyak orang yang meminta bantuan teman-teman yang pergi ke luar negeri untuk membeli buku. Perpustakaan sepeda motor ini menyediakan biaya sewa 30 dolar per tahun kepada orang tua untuk meminjam hingga tiga buku per minggu untuk anaknya.
Selain harga buku yang mahal, faktor lain yang menyebabkan anak-anak di Uganda tidak membaca buku adalah tingkat melek huruf yang relative tinggi. Satu dari tiga anak yang lulu sekolah dasar tidak memiliki kemampuan baca-tulis. Hanya 73% orang dewasa yang melek huruf.
Sembataya juga mengatakan sangat menyedihkan ketika efek tidak bisa membaca terlihat. Ia juga berharap bisa mengajak generasi sekarang untuk mulai membaca agar mereka tumbuh dan membangun generasi yang pandai membaca dan menulis.
Sembataya memulai perpustakaan ini dengan tabungannya sendiri. Setiap minggu ia mengirimkan anak-anak yang telah terdaftar dalam jatah mingguan peminjaman dengan alat transportasi sepeda motor, yang biasa disebut “boda bodas” oleh masyarakat setempat.
Sepeda motor mungkin termasuk alat transportasi umum yang memadai. Di beberapa Negara, karena akses jalan yang sulit, ada perpustakaan lainnya, seperti perpustakaan di kapal di Kalifornia, perpustakaan dengan kuda di Indonesia, keledai di Kolombia, hingga unta di Mongolia. (huffingtonpost.com)