Bahkan pada zaman Raja Ferdinand II (cucu Ferdinand I) memerintah, di halaman istana terdapat pemanggang pizza berbahan bakar kayu, untuk menjamu tamu undangan dan kaum bangsawan.
Andai raja-raja itu sekarang ini masih hidup, tentu mereka akan terperangah karena sekarang ini di Italia saja ada sekitar 30.000 kedai pizza.
Berdasarkan survei, rata-rata setiap orang Italia menghabiskan 45 loyang pizza dalam setahun.
Pizza yang baik harus dibuat dengan bahan-bahan yang sehat dengan bantuan karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin yang seimbang.
Minyak zaitun adalah salah satu bahan lain yang disarankan dipakai untuk membuat pizza yang sehat, karena bisa menaikkan pembentukan HDL atau lemak baik dalam tubuh kita.
(Baca juga: Rekor Baru Pizza Terpanjang di Dunia Sepanjang 2 Kilometer Dipecahkan di Napoli)
(Baca juga: 7 Fakta Mengejutkan Tentang Makanan di Angkasa Luar, Salah Satunya Pizza Seharga Lebih dari Rp13,3 Miliar)
Pizza lebih bagus jika dipanggang dengan bahan bakar kayu.
Asap bakaran kayu akan menghasilkan aroma khas dan lapisan tipis abu pada dasar pizza yang konon akan menambah kelezatannya.
Di negara asalnya, pizza dibuat antara lain dengan melemparkan adonan pizza ke udara dan memutarnya.
Ini bukan pertunjukkan akrobat, tapi gaya sentrifugal dari perputaran itu ternyata dapat melembutkan adonan serta membentuknya menjadi sebuah piringan yang tepinya sedikit lebih tinggi.
Bentuk seperti itu menjadi lapisan dasar yang sempurna untuk sebuah pizza.
Pizza biasanya dihidangkan bersama makanan Italia lain, pasta. Konon, pasta bukan asli Italia, melainkan dari Cina.
Ceritanya, demi mendapatkan resep pasta, Marco Polo, sang pengelana terkenal Italia, sampai menawarkan barter resep pizza dengan seorang koki di Cina.
Pasta selanjutnya terkenal di Italia. Sementara di Cina, pizza dimodifikasi dan menjadi makanan yang sekarang kita kenal sebagai fuyunghai. (Tony Sumarsono, di Cimahi)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 2010)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR