Meskipun demikian, tampaknya pengemis dengan kode QR ini dimanfaatkan sebagai pendapatan tambahan bagi orang yang tidak beruntung itu.
Dilansir dari perusahaan perdagangan digital China Channel, banyak pengemis di Beijing mendapat bayaran dari pebisnis setempat.
Para pengemis akan dibayar untuk setiap pindaian kode QR dari penderma.
Perusahaan menggunakan hasil pindaian itu untuk mengumpulkan data profil WeChat.
(Baca juga: Disuruh Operasi dan Berobat, Pengemis Kaya Raya Ini Tidak Mau karena Takut Rezekinya Hilang)
Kemudian data itu dijual ke perusahaan lain dan akibatnya pemilik data itu akan dihujani iklan-iklan.
Setiap pindaian kode QR akan dihargai antara 0,7 sampai 1,5 yuan atau setara Rp1.300 hingga Rp2.800.
Bila mengemis selama 45 jam per minggu, dalam sebulan rata-rata pengemis bisa menghasilkan 4.536 yuan atau setara Rp8,9 juta!
Sekadar tahu, jumlah itu merupakan gaji minimal pekerja di China.
Hal ini memang terdengar aneh bagi orang asing yang datang ke China.
Namun, perlu dicatat, China mungkin merupakan negara yang nyaris perekonomiannya sedikit menggunakan uang tunai.
Dan kode QR adalah menjadi alasan untuk digunakan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR