Intisari-Online.com - Setiap hari dalam seminggu, semua orang "mengikuti" tradisi pagan untuk mengucap syukur kepada para dewa.
Dalam kebudayaan Mesopotamia kuno, para astrolog menetapkan nama-nama dewa sebagai nama hari dalam seminggu.
Beberapa abad kemudian, orang Romawi dan Jerman, setelah mulai menggunakan tujuh hari seminggu, mulai menyesuaikan nama-nama itu agar sesuai dengan Tuhan mereka sendiri.
Dilansir pada ancient-origins.net, kebiasaan ini didominasi oleh dewa-dewa Germanic dan Norse yang hidup sampai sekarang.
Baca Juga: Sejarah Peci: Bukan Simbol Agama, Justru Lambang Nasionalisme
Minggu (sunday- Sun's Day) adalah hari matahari, nama hari libur kepercayaan pagan Romawi.
Banyak masyarakat telah menyembah matahari dan dewa matahari (Ra).
Senin (monday- monandeg) merupakan hari bulan berasal dari kebudayaan Anglo-Saxon.
Pada hari ini orang memberi hormat pada dewi bulan.
Selasa (Tuesday- Tiu/ Twia) adalah yang pertama diberi nama setelah dewa Jerman.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR