Advertorial
Intisari-Online.com -Setiap hari dalam seminggu, semua orang "mengikuti" tradisi pagan untuk mengucap syukur kepada para dewa.
Dalam kebudayaan Mesopotamia kuno, para astrolog menetapkan nama-nama dewa sebagai nama hari dalam seminggu.
Beberapa abad kemudian, orang Romawi dan Jerman, setelah mulai menggunakan tujuh hari seminggu, mulai menyesuaikan nama-nama itu agar sesuai dengan Tuhan mereka sendiri.
Dilansir pada ancient-origins.net, kebiasaan ini didominasi oleh dewa-dewa Germanic dan Norse yang hidup sampai sekarang.
Baca Juga:Sejarah Peci: Bukan Simbol Agama, Justru Lambang Nasionalisme
Minggu (sunday- Sun's Day) adalah hari matahari, nama hari libur kepercayaan pagan Romawi.
Banyak masyarakat telah menyembah matahari dan dewa matahari (Ra).
Senin (monday- monandeg) merupakan hari bulan berasal dari kebudayaan Anglo-Saxon.
Pada hari ini orang memberi hormat pada dewi bulan.
Selasa (Tuesday- Tiu/ Twia) adalah yang pertama diberi nama setelah dewa Jerman.
Dewa perang langit dan dikaitkan dengan dewa Norse Tyr, yang adalah dewa pembela dalam mitologi Viking.
Tiu biasanya diperlihatkan dengan satu tangan.
Baca Juga:Wow! Para Peneliti Berhasil Buktikan Teori Bahwa Waktu Benar-benar Dapat Berjalan Mundur
Baca Juga:Layaknya Manusia, Ternyata Merpati Juga dapat Memahami Konsep Ruang dan Waktu
Rabu (wednesday- Woden's Day) berarti hari Woden (kepersacayaan Norse, 'Odin').
Woden adalah penguasa kerajaan dewa, Asgard, dan mampu berubah bentuk menjadi apa saja.
Kamis (thursday- Thor's Day), dinamai menurut dewa Norse dari petir dan kilat.
Thor sering digambarkan memegang palu raksasa dan pada abad ke 10-11 ketika orang terjadi kristenisasi di Skandinavia, orang menggunakan lambang palu Thor sebagai simbol pembangkangan melawan agama baru tersebut.
Jumat (Friday- Freya),istri Woden yang merupakan dewi cinta kepercayaan Norse melambangkan perkawinan kesuburan.
Sabtu berasal dari (saturday- Saturn's Day), dewa Romawi lambang kekayaan.
Baca Juga:'Coditany Of Timeness', Album Black Metal Pertama Ciptaan Robot, Mari Kita Dengarkan!
Baca Juga:Setelah Membunuh John Lennon, David Chapman Langsung Membaca Novel Terlarang di Amerika
Orang Ibrani menyebut hari Sabtu sebagai "hari Sabat", yang berarti, hari istirahat. Alkitab mengidentifikasi hari Sabtu sebagai hari terakhir dalam seminggu.
Tujuh hari seminggu berasal dari budaya Babylonia kuno sebelum tahun 600 SM, ketika waktu ditandai dengan siklus bulan, yang mengalami siklus tujuh hari yang berbeda.
Seribu tahun kemudian, Kaisar Konstantin mengubah Roma menjadi Kristen dan membakukan tujuh hari seminggu di seluruh Kekaisaran berdasarkan kisah penciptaan Alkitab.
Sedangkan Roma telah memperoleh tujuh hari seminggu dari keyakinan mistik para astrolog Babilonia.