Advertorial

Sadis, Guru di TK Ini Sering Pukuli Muridnya dengan Botol, Sendok Sayur, Tutup Panci Hingga Pisau

Ade Sulaeman

Editor

'Dia selalu bersikeras tidak mau sekolah, tetapi aku tidak membayangkan bahwa gurunya melakukan kekerasan.'
'Dia selalu bersikeras tidak mau sekolah, tetapi aku tidak membayangkan bahwa gurunya melakukan kekerasan.'

Intisari-Online.com – Kasus kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya terjadi di sebuah taman kanak-kanak swasta di Ho Chi Minh City, Vietnam.

Guru dan staf TK dengan 30 murid tersebut terekam kamera CCTV memukuli kepala para muridnya.

Mereka dipukuli pada bagian kepala dengan menggunakan tangan, botol plastik, sendok sayur, tutup panci, hingga pisau.

(Baca juga:Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

Alasan mereka, para murid suka bermain-main di dalam kelas.

Dilansir dari VN Express, Senin (27/11), rekaman video kekerasan para murid TK ini menjadi viral di media sosial di Vietnam, setelah dipublikasikan di sebuah koran sekolah, Tuoi Tre.

Seorang anak dipukul hingga terpojok ke dinding.
Diduga, kamera CCTV itu dipasang secara sembunyi-sembunyi oleh seorang pekerja di TK Mam Xanh Nursery.

Pemilik TK tersebut diketahui bernama Pham Thi My Linh.

Ia terekam kamera menampar dan memukul murid dengan rotan pada beberapa murid.

Dalam rekaman terlihat ada murid yang dipukul kepalanya dengan botol beberapa kali hingga sang anak terbaring di pangkuan temannya,

Ada pula murid yang dipukul kepalanya dengan tangan. Ketika anak itu menangis, sang guru menampar muridnya.

Seorang murid laki-laki dipukuli hingga tersandar ke pojokan garasi.

Para murid yang berusia 2 hingga 4 tahun itu adalah anak-anak dari buruh pabrik.

(Baca juga: (Video) Upacara Hari Guru Dibatalkan, Wakil Gubernur Ini Marah-marah ke Gubernurnya)

Mereka pun segera berdatangan ke TK itu setelah melihat rekaman video yang beredar di dunia maya.

Polisi kemudian menutup TK ini dan menangkap Pham Thi My Linh.

Pemilik TK itu terancam penjara selama 3 tahun atas tuduhan kekerasan pada anak.

Sementara dua staf TK lainnya, yang hanya dinamakan Quynh dan Dao, belum ditemukan oleh polisi.

Mereka juga diketahui tidak memiliki kualifikasi dalam pengasuhan anak.

Selama ini para orangtua murid tidak tahu kejadian yang menimpa anak mereka.

Setiap pagi mereka mengantar anaknya dan suka bercanda dan tertawa dengan para staf di TK itu.

Ternyata selama beberapa jam di TK pada saat orangtuanya bekerja, anak-anak itu mengalami kekerasan.

(Baca juga: Hari Guru: Ingin Bahagia? Jadilah Guru!)

Le Thi Xinh, seorang ibu berusia 25 tahun, mengatakan kini ia mengerti kenapa anak lakinya menangis setiap pagi sebelum pergi ke sekolah.

“Dia selalu bersikeras tidak mau sekolah, tetapi aku tidak membayangkan bahwa gurunya melakukan kekerasan,” kata Le Thi Xinh pada VN Express.

Linh beralasan menghukum anak-anak karena terlalu banyak bermain.

Ia bilang, ia sangat bersalah membiarkan hal itu terjadi dan ia mengklaim kehilangan kontrol karena ‘merasa marah’.

Padahal, para orangtua harus membayar 55 dolar atau setara Rp700.000 per bulan per anak, untuk bisa masuk di TK yang populer di kalangan buruh itu.

Dalam video terlihat Linh menampar seorang anak laki-laki berulang-ulang.

Ia melakukan hal itu untuk memaksa sang anak mengatakan ‘hello’ kepada dirinya.

Ia juga memukuli kepala seorang anak kecil dengan sebuah botol plastik karena anak itu merangkak keluar dari barisan duduk anak-anak di lantai.

Bahkan ia memukul kepala seorang anak dengan menggunakan pisau dan melemparnya dengan tutup panci untuk memaksanya makan.

Ada juga anak yang dipukul dengan menggunakan sendok sayur saat ia sedang menyiapkan makanan.

Dilaporkan, Linh, Quynh, dan Dao sering sekali memukul anak-anak dengan berbagai alat, lainnya, seperti sandal, sisir, sapu, sendok, dan tutup panci.

Sementara warga sekitar TK itu bilang, anak-anak menghabiskan hari-hari sambil menyanyikan lagu-lagu anak yang gembira.

Setelah videonya tersebar, ada 8 keluarga yang melaporkan Linh dan menuntut pelakunya dihukum.

Artikel Terkait