Advertorial
Intisari-Online.com—Teman laki-laki saya yang diselingkuhi pasangannya sering bertanya pada saya, “kenapa sih perempuan itu selingkuh?”
Di kala itu saya bingung menjawabnya, sebab secara psikologis saya belum memahaminya.
Perselingkuhan itu ibarat bom yang bisa langsung merusak hubungan dengan pasangan.
Lihat saja, begitu banyak perpisahan yang terjadi gara-gara masalah perselingkuhan.
(Baca juga: Sering Lama Membalas Pesan, Jangan-jangan Pasangan Anda Telah Selingkuh)
Walau kita sering mendengar bahwa mereka yang cenderung selingkuh adalah laki-laki, namun sebetulnya sama saja.
Kedua belah pihak, baik laki-laki dan perempuan bisa saja jatuh dalam perselingkuhan.
Komitmen dan kesetiaan bisa saja hancur karena berbagai faktor.
Namun jika kita memperhatikan dari sisi perempuan, ada alasan khusus yang biasanya membuat kaum hawa ini berselingkuh.
University of Southern Mississippi’s (2016) membuat sebuah penelitian mendalam terhadap empat orang perempuan yang mengaku berselingkuh.
Dengan wawancara mendalam dan bukan bermaksud untuk menggeneralisasikan semua perempuan yang berselingkuh, peneliti berusaha untuk mencari tahu isu apa yang sebetulnya dialami perempuan sehingga ia berselingkuh.
Di luar dari pandangan perselingkuhan biasanya terjadi karena hawa nafsu, dll., berikut empat alasan yang terkuak dari penelitian tersebut. Mengapa perempuan selingkuh?
(Baca juga: Mengenal Cupeng dan Badong si Penangkal Perselingkuhan )
1. Perempuan merasa pasangannya tidak layak untuk kesetiaan dan komitmennya
Perempuan bisa berselingkuh jika ia memandang pasangannya bukan sebagai orang yang dicintainya.
Sehingga ia merasa harus mencari orang lain yang tepat untuk dicintainya.
Salah satu partisipan penelitian menggambarkan pasangannya sebagai orang yang penuh kebencian, dendam, dan kasar.
Sehingga ia merasa lebih aman jika bersama pria lain.
(Baca juga: Aksi Keji Tentara Thailand: Dia yang Selingkuh, Dia Pula yang Tembak Mati Istrinya yang Sedang Hamil)
2. Perempuan memandang perselingkuhan sebagai hal yang rasional
Mari kita analogikan seperti seorang perokok yang sudah tahu bahwa perokok itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Tapi ia membuat kebiasaan merokok itu sebagai sesuatu yang rasional yang dampaknya tidak akan sebesar itu.
Sama halnya ketika perempuan berselingkuh, ia merasionalkan perbuatan itu.
3. Untuk mengurangi rasa bersalah dengan mengganti “diri”
Perselingkuhan perempuan juga bisa terjadi karena ia mampu membagi dirinya menjadi dua kepribadian. Ibarat menggunakan topi yang berbeda.
Jika di luar, ia menggunakan “topi perselingkuhan”.
Sekembalinya di rumah, ia mengenakan “topi istri”. Cara ini dipakainya untuk mengurangi rasa bersalah.
4. “Saya memang orang yang buruk, kok”
Ia sudah memutuskan bahwa ia adalah pasangan yang buruk bagi pasangannya.
So, berselingkuh juga adalah bagian keburukan itu. Ia mengizinkan dirinya sendiri untuk berselingkuh.
Semua alasan itu sebetulnya tidak dapat dibenarkan.
Namun, inilah keempat alasan yang mungkin bisa menjawab pertanyaan teman saya tadi atau mungkin yang kita pertanyakan selama ini.
Dan tentu saja dengan mengetahui kecenderungan-kecenderungan ini, kita bisa lebih bijaksana dalam mempertahankan komitmen dan kesetiaan pada pasangan, kan?