Advertorial
Intisari-Online.com -Kabar buruk bagi Anda yang pernah merasakan sakitnya diselingkuhi pasangan.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkanorang yang pernah selingkuh akan kembaliselingkuh di lain waktu.
Penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association's di Washington DC ini menyatakan idiom “once a cheater, always a cheater,” alias, “sekali tukang selingkuh, selamanya tukang selingkuh,” memang benar-benar terjadi.
Menurut penelitian yang melibatkan 484 orang berusia 18-34 tahun yang belum menikah ini, responden yang pernah selingkuh akan kembali selingkuh di lain waktu ketika mereka kembali menjalin hubungan.
Angkanya, mereka 3,5 kali lebih mungkin untuk selingkuh lagi.
(Baca juga: Bukan karena Diselingkuhi, Inilah Jenis Perpisahan yang Paling Menyakitkan Menurut Ilmuwan)
(Baca juga: Menurut Studi, Pria Jangkung Lebih Mungkin Melakukan Selingkuh)
Hasil penelitian yang cukup menyedihkan, ya? Tunggu dulu, ada lagi yang lebih buruk.
Ternyata orang-orang yang pernah diselingkuhi, kemungkinan besar lagi-lagi bakal diselingkuhi di hubungan berikutnya.
Kayla Knopp, psikolog yang memimpin penelitian ini berkata, “Banyak orang berpikir, mereka bisa belajar dari pengalaman dan kesalahan, apalagi menyangkut hubungan percintaan.”
Kenyataannya, ternyata tak selamanya begitu.
Meski, hasil penelitian yang menunjukkan orang yang pernah selingkuh akan kembali selingkuh di lain waktu ini tak mutlak bakal terjadi pada setiap orang yang selingkuh. (Astudestra Ajengrastri/tabloidnova.com)
Tak Hanya Bikin Retak Hubungan, Selingkuh Juga Bisa Bikin Penis Patah
Tak hanya membuat sakit hati, tak hanya membuat retak hubungan, selingkuh juga bisa membuat penis patah.
Menurut Dr. Andrew Kramer dari Pusat Medis Universitas Maryland, AS, selingkuh, dan hubungan seks yang dilakukan di lingkungan yang tak biasa, boleh jadi meningkatkan risiko tersebut.
(Baca juga:Inilah Yang Terjadi Pada Penis Saat Seorang Pria Mengalami Ereksi)
Dari keterangan Kramer, responden lelaki yang mengalami penis patah itu umumnya melakukan hubungan seks di tempat yang tak umum, termasuk di toilet atau di tempat kerja.
Sebagian besar mereka melakukan itu bukan dengan pasangan resmi mereka. Dalam kondisi itu, mereka melakukan hubungan seks dengan tergesa-gesa dan dalam posisi yang tak umum.
“Semua faktor itu dapat membuat lelaki kurang bisa melindungi penisnya dari gerakan yang menyebabkan patah penis,” kata Kramer.
Patah penis merupakan luka yang terjadi saat penis ereksi. Sebenarnya tidak ada tulang di penis.
Jadi, patah di sini merujuk ke robeknya atau tercabiknya membran serabut yang disebut tunica albuginea. Membran ini mengelilingi jaringan spon yang berada di bagian tengah penis.
“Patahan” diikuti oleh pendarahan, pembengkakan, dan hilangnya ereksi.
Jika penelitian sebelumnya fokus kepada mekanisme fisiologis dari patahan, dan bagaimana mengatasi ini secara pembedahan, tak ada penelitian yang mencari tahu secara pasti apa yang lelaki lakukan sampai penisnya patah.
Penelitian Kramer ini mengamati 16 kasus patah penis yang “direparasi” di RS Universitas Maryland antara tahun 2004 dan 2011.
Separuh dari pasien itu memiliki affair. Kebanyakan mereka melakukan hubungan seks di tempat yang tak lazim, seperti kamar mandi kantor, mobil, atau tangga darurat.
(Baca juga:Menurut Studi, Pria Jangkung Lebih Mungkin Melakukan Selingkuh)
Hanya tiga pasien yang melakukan ML dengan istri mereka di tempat tidur.
Hal lain yang harus diperhatikan, hubungan seks adalah mirip berolahraga, yang berisiko terluka.
“Oleh karena itu, jika Anda melakukan ‘akrobat seks’, melakukan hubungan seks dengan posisi yang tak umum atau aneh, berhati-hatilah. Jika tidak berhati-hati Anda bisa terkena patah penis,” nasihat Kramer yang menerbitkan penelitiannya itu diJournal of Sexual Medicine.