Dengan alasan tak tahan lagi mengikuti jalan hidup saya, Maggie mengajukan cerai. Sementara itu situasi dalam negeri Turki semakin memburuk. Konsul jenderal Israel terbunuh di flatnya, tak jauh dari tempat saya tinggal.
Akhir Maret 1971 perselisihan antara pemerintah sipil Turki dengan pihak militer memuncak dan akhirnya militer memegang tampuk pemerintahan Turki. Dalam situasi yang tak menentu saya bertemu dan jatuh cinta dengan wanita lain yakni Helga.
Seakan tak mau tahu dengan masalah keluarga yang saya hadapi, CIA tetap mendesak agar upaya perekrutan tersebut diteruskan.
Tahun 1972 sudah berjalan. Saya mencoba mencari informasi keberadaan Adamski tapi tak berhasil. Sampai pada Agustus 1972, dengan tak terduga saya menerima telepon dari Adamski. Dari suaranya terkesan ia sedang mengalami kesulitan.
Saya disuruh menemuinya di Hotel Buyuk, Ankara, sebuah hotel mewah milik pemerintah yang terletak di Boulevard Ataturk, berseberangan sudut dengan Kedubes AS dan persis di muka kantor misi dagang Uni Sovyet.
Pada prinsipnya ia memberi tahu bahwa Irina hamil. Padahal hal itu tidak mereka kehendaki lantaran dengan kehamilan itu, mereka bisa dipulangkan ke Polandia dalam waktu yang tak bisa ditetapkan. Itulah sebabnya ia minta tolong dicarikan obat untuk aborsi.
Tentu saja permintaannya ini menimbulkan dilema bagi saya. Apalagi setelah markas besar mengirimkan pesan kawat yang isinya, "Bagaimana pun Anda tidak bisa memberikan pil aborsi tersebut kepada FELIX" Felix adalah nama sandi Adamski yang kami gunakan untuk berkomunikasi dengan pusat.
Membantu Adamski melakukan aborsi sama saja kami melakukan tindakan kriminal. Meskipun sesungguhnya ini lebih merupakan persoalan moral ketimbang masalah medis. Padahal saya yakin bantuan ini merupakan kunci keberhasilan kami merekrut Adamski. Kalau tidak, pasutri ini akan dipulangkan ke Polandia dan sia-sialah usaha kami selama ini.
Mau tak mau, keputusan harus dibuat. Perhitungan saya tidak meleset. Setelah pemberian pil itu semuanya menjadi lancar. Adamski bersedia menjadi agen kami. Bahkan ia mau mengikuti tes uji kebohongan sebagai syarat dari CIA.
Dua pertemuan berikutnya saya manfaatkan untuk melatihnya memakai peralatan komunikasi sebagai alat kontak. Sebuah radio transistor gelombang pendek sudah dimodifikasi sedemikan rupa tanpa dikenali. Dengan radio ini Adamski bisa menangkap serangkaian nada suara yang dipancarkan pada gelombang yang akan kami berikan.
Selain itu kami berikan juga sebuah alat pengurai nada tersebut, mirip kalkulator, yang pernah saya pakai sewaktu bertugas di Nepal. Dengan alat itu Adamski bisa menerjemahkan nada-nada yang dipancarkan tersebut ke dalam huruf-huruf dan kata yang berisi pesan-pesan dari kami.
Ia harus memilih pada jam-jam berapa siaran itu dipancarkan, agar bisa didengarkan di rumah. Untuk mengetahui atau sebagai pertanda siaran mana yang diperuntukkan baginya, ia harus memilih lagu pembuka.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR