Advertorial

Josef Seep Dietrich, Kepala Pengawal Hitler yang Dianggap Kurang Cerdas Tapi Malah Jadi Panglima Pasukan Panzer SS

Moh Habib Asyhad

Editor

Berbagai bintang dan tanda kehormatan diperolehnya karena keberanian dan kemampuannya memimpin, walau oleh para Jenderal Angkatan Darat Nazi (Wehrmacht) ia sering dipandang sebelah mata.
Berbagai bintang dan tanda kehormatan diperolehnya karena keberanian dan kemampuannya memimpin, walau oleh para Jenderal Angkatan Darat Nazi (Wehrmacht) ia sering dipandang sebelah mata.

Intisari-Online.com -Awalnya Josef Seep Dietrich merupakan tokoh yang kurang penting di lingkungan Jerman Nazi.

Tapi berkat kegigihan dan loyalitasnya terhadap Hitler, Dietrich, malah menjadi tokoh kunci Nazi.

Pengikut setia Adolf Hitler ini dilahirkan 25 Mei 1892. s

Saat usianya 19 tahun ia bergabung dengan tentara Bavaria dan ia ikut bertempur dalam Perang Dunia I dengan pangkat terakhir Sersan.

Seusai perang, ia masuk milisi freikorps.

Tahun 1923 menjadi anggota aktif partai Nazi, selanjutnya 1928 dipilih sebagai kepala pengawal pribadi Hitler.

Demi loyalitasnya terhadap Hitler, Dietrich membentuk satuan ganda markas atau Leibstandarte Adolf Hitler yang merupakan pasukan awal SS.

Dia kemudian ditugasi memimpin SS lalu menumpas pimpinan SA (sturmabteilung, Storm Troops, atau kemeja coklat) yang kesetiaannya diragukan oleh Hitler, Juni 1934.

Sewaktu Perang Dunia II pecah, Dietrich mengembangkan pasukan SS-nya menjadi resimen infantri bermotor, lalu ditigkatkan lagi menjadi divisi pada tahun 1940.

Setelah ikut dalam serangan kilat (blietzkrieg) terhadap Polandia dan Prancis, Dietrich yang berpangkat SS-Oberstgruppenfuhrer (setara Letjen), memimpin divisinya di Front Timur selama dua tahun (1941-1943), lalu berganti ke Italia sewaktu rezim Mussolini jatuh.

Dia kemudian diangkat sebagai Panglima Tentara Korps Panzer SS keenam, dan memimpin sendiri pasukannya dalam ofensif besar terakhir Jerman di hutan Ardennes, Belgia, akhir 1944.

Berbagai bintang dan tanda kehormatan diperolehnya karena keberanian dan kemampuannya memimpin, walau oleh para Jenderal Angkatan Darat Nazi (Wehrmacht) ia sering dipandang sebelah mata karena dianggap kurang cerdas dan kurang dalam pendidikan.

Tapi Dietrich dikenal akrab oleh pasukannya dan dianggap sebagai pemimpin yang kharismatik dan pengayom oleh anak buahnya.

Kampanye militer terakhirnya adalah sewaktu memimpin sisa pasukannya bertempur melawan Tentara Merah Rusia di Hungaria, Maret 1945.

Bulan Mei ia menyerah kepada pasukan Amerika, lalu diadili karena tersangkut dalam pembunuhan para tawanan Amerika di Malmedy dalam ofensif Ardennes.

Dietrich lalu dipenjara 10 tahun. Tetapi begitu bebas ia ditangkap lagi oleh Pemerintah Jerman Barat dengan tuduhan terlibat pembunuhan Ernst Rohm dan para pemimpin SA lainnya.

Dia dipenjara lagi selama 18 bulan. Setelah bebas ia bermukim di Ludwigsburg, tempat ia meninggal pada 21 April 1966.

Artikel Terkait