Sedangkan dalam Perang Vietnam, James Brown menyanyi di hutan.
Di Teluk, Pelawak Bob Hope (87) didatangkan untuk membawakan lelucon pada hari Natal tahun lalu, di samping artis muda yang merangsang semangat muda tentara di barak-barak.
Namun, ada juga pertunjukan yang gagal, karena dianggap bertentangan dengan adat-istiadat Arab yang ketat.
Brooke Shields, Marie Osmond dan Pointer Sister tidak diizinkan masuk, karena menurut adat di Arab, kaum wanita hanya boleh masuk dengan seluruh tubuh tertutup rapat.
Brooke sempat mengomel, "Semua itu hanya karena saya masih muda, wanita, masih lajang, dan penghibur."
Sebaliknya, pelawak AS Steve Martin yang boleh masuk berkomentar, "Kami cuma menyalami dan tersenyum kepada mereka. Hanya itu yang bisa kami lakukan."
Yang belum memperoleh kesempatan bersalaman dengan para artis, bisa dihibur dengan film.
Di layar yang bisa dipindah-pindahkan, para serdadu bisa menyaksikan film-film keras seperti Death Wish II yang menampilkan manusia tanpa perasaan, atau Top Gun ditonton sama antusiasnya dengan film-film veteran kungfu Bruce Lee.
Sebaliknya, pasukan Inggris paling suka menonton film komedi Blues Brothers.
Perang Teluk juga mempengaruhi fantasi perusahaan-perusahaan di AS, seperti yang diperlihatkan perusahaan mainan.
Mattel dengan produk khusus Perang Teluk berupa patriot cilik di rumah, "Air Force Barbie", agar anak-anak di rumah pun dapat merawat sendiri "tentaranya".
Lalu pers juga tidak mau ketinggalan. Misalnya, untuk wanita muda yang belum menikah, surat kabar Inggris The Sun menawarkan diri menjadi mak comblang dan membuka semacam rubrik jodoh bagi yang ingin bersuamikan "Pahlawan Perang Teluk".
Kata-kata yang digunakan berbunyi: "Hai kaum wanita, para ksatria Teluk membutuhkan kalian! Kirimkan segera foto kalian pada mereka. Jangan menyia-nyiakan kesempatan berkenalan dengan para pahlawan ...."
Berkenaan dengan moral para serdadu, agen koran Kalifornia punya ide lain. Mereka membuat foto-foto wanita seksi berpakaian army look dan blus khaki, lengkap dengan senjata mesin dan granat.
Gambar-gambar itu dijadikan kalender tahun 1991 dengan judul "Operasi Perisai Gurun 1991".
Tapi gambar-gambar itu tidak ada satu pun yang berhasil menghiasi kemah para serdadu, sebab pemerintah Arab Saudi melarang pengirimannya.
Mungkin juga ada baiknya, sebab kalender itu baru berakhir pada bulan Maret 1992.
Siapa yang mau begitu lama tinggal di padang pasir, sementara Perang Teluk sudah usai sejak tanggal 28 Februari lalu! (Christian Krug/xn)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 1991)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR