Sekitar 430.000 serdadu yang kehausan beserta keluarga mereka di tanah airnya, sama sekali tidak dilupakan dan mereka dikirimi minuman dingin.
Jadi perusahaan ini berharap pasti ada ribuan orang yang terjaring dan dapat menjadi pelanggan potensial, bila perang usai dan mereka merasa menang perang di Teluk.
"Perang itu sendiri tidak menarik, tapi memiliki aspek itu tadi. Ada pahlawan, kelompok kaya dan kemurahan hati. Sama saja halnya seperti dalam peristiwa-peristiwa olahraga besar," tambah Stewart.
Seberapa besar pandangan sinis terhadap strategi dagang itu, bagi ahli pemasaran AS ini tetap merupakan sesuatu yang normal dalam bisnis.
"Kami, orang-orang kehumasan, menganggap hal ini bagai memasukkan uang ke bank saja," kata Bob Rayfield, profesor komunikasi di Univesitas Cal State Fullerton.
Bahkan Debie Maclnnes, juga profesor dari bagian pemasaran, menambahkan, "Bagi beberapa konsumen memang ini bisa saja menyebalkan, karena bisnis ini memanfaatkan kesempatan dalam suatu krisis nasional dan internasional. Namun bagi orang-orang promosi, ini sangat menarik. Malah ini dianggap sebagai taktik yang jeli. Ya, tentu saja selama kamera TV tidak menyiarkan gambar tentara yang gugur di gurun pasir, sambil memegang barang promosi itu."
Hanya perang yang berlangsung cepat, bersih dan banyak meraih kemenangan yang berguna buat promosi.
Tumpukan mayat yang penuh darah, seperti yang sering terlihat waktu Perang Vietnam, bisa menimbulkan kesan negatif, bahkan mengerikan.
"Memang pada awalnya, para sponsor tidak yakin begitu saja akan keberhasilan Perang Teluk dan mengambil risiko dengan memasang iklan. Misalnya saja memperlihatkan generasi Pepsi sedang menenggak limun di gurun pasir, padahal keesokan harinya mereka sudah menjadi mayat," ujar Dan Koeppel, seorang wartawan ekonomi.
"Tapi saya yakin, sponsor itu juga mengumpulkan materi foto, sehingga seusai perang kita akan menyaksikan foto-foto para serdadu sedang makan, minum semua produk."
Penghentian arus pengiriman barang nampaknya hampir tidak mungkin. Pecahnya Perang Teluk tanggal 17 Januari lalu, juga tidak mengejutkan para produsen.
Malah Henry L. Wyatte, jubir Agen Logistik Pertahanan, mengatakan, "Gelombang pengiriman tidak akan berhenti."
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR