Wolfram adalah sepupu dari pilot legendaris Jerman dalam PD I, Manfred von Richthofen yang tersohor sebagai The Red Baron.
“Dort muss zugemacht werden, di situlah kita harus menuntaskannya.” Begitu cacatan hariannya mengenai rencana serangan terhadap Guernica.
Kepada seluruh anggota Luftwaffe yang akan melaksanakan serangan, Richthofen mengingatkan ‘peraturan emas’ Legiun Condor.
“Apabila karena alasan apa pun sasaran tidak berhasil diserang, maka muatan bom harus dijatuhkan di mana pun di wilayah musuh tanpa peduli penduduk sipil.
“Apa pun yang tampak bergerak di jembatan dan jalanan sekitarnya, harus dianggap sebagai musuh dan harus diserang!”
Serangan terhadap jembatan akan diawali dengan pengeboman solo oleh pemimpin skadron “Bubb” von Moreau, yang terkenal karena ketepatannya dalam mengebom--sekaligus untuk memancing pertahanan udara kubu Loyalis.
Serangan udara menjelang sore hari, akan dilakukan dengan 23 pesawat Junker Ju-52, 10 Heinkel He-111, empat He-111 yang baru tiba dari Jerman, serta enam pesawat pemburu Messerschmitt Bf-109 yang masih baru sebagai pelindung.
Pesawat penyerang membawa 100 ribu pon bom, sepertiganya adalah bom bakar EC.B.1 yang belum pernah dipakai terhadap sasaran urban.
Hari itu adalah hari pasar di Guernica. Selain penduduk lokal, banyak orang dari desa sekitar yang datang untuk berjual-beli.
Kelompok pesawat penyerang datang melewati sebuah biara Karmelit, yang telah diubah untuk merawat ratusan orang korban perang saudara.
Belum sempat pihak biara menelepon ke Guernica mengenai datangnya pesawat, lonceng gereja di kota ini telah berdentangan sebagai peringatan adanya serangan udara.
Penduduk yang tengah berada di pasar pun buyar mencari perlindungan.
Pesawat Jerman ternyata tidak menemui perlawanan dari bawah. Artinya kota Guernica tidak dipertahankan, sehingga mereka pun leluasa terbang lebih rendah untuk menyerang.
Jembatan Renteria merupakan sasaran pertama yang dibom. Namun sesudah itu, seperti kehilangan kendali gelombng demi gelombang pesawat Luftwaffe mengebom dan menembaki setiap sasaran bergerak maupun bangunan di kota kecil ini.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR