Advertorial
Intisari-Online.com - Pernahkah Anda bertanya tentang bagaimana spiritualitas dari seorang ilmuwan?
Salah satu ilmuwan yang membuat dunia penasaran adalah Albert Einstein.
Ada yang menganggap bahwa fisikawan besar itu betul-betul percaya Tuhan.
Einstein lahir dan dibesarkan dalam lingkungan beragama Yahudi.
(Baca juga: Buktikan Ramalan Einstein Seabad yang Lalu Bukan Omong Kosong, Tiga Ilmuwan Ini Diganjar Nobel Fisika 2017)
Beberapa orang yakin ia masih memegang teguh agama tersebut.
Namun, benarkah demikian? Atau, apakah dia sama seperti Hawking?
Apa yang sebenarnya dipercayai oleh Einstein?
Pada Januari 1936, seorang gadis yang masih duduk di sekolah dasar menulis surat untuk Einstein.
Phyllis, nama gadis itu, bertanya pada Einstein apakah ilmuwan bisa percaya pada sains dan agama sekaligus.
Surat yang ditulis Phyllis saat kelas sekolah minggu itu, juga mempertanyakan apa yang ilmuwan doakan.
Beberapa hari kemudian Einstein pun membalas surat dari gadis kelas enam tersebut.
Dalam surat balasannya, Einstein mengatakan ilmuwan percaya bahwa setiap kejadian terjadi karena hukum alam.
(Baca juga:Buktikan ‘Omong Kosong’ Einstein yang Dipaparkan Seabad Lalu, ‘Kicauan Semesta’ Raih Nobel 2017)
Oleh karena itu, ilmuwan tidak bisa percaya jika peristiwa terjadi karena dipengaruhi doa atau terwujud secara supranatural.
Meski begitu, ia juga mengakui bahwa pengetahuan ilmuwan tentang kekuatan dunia ini tidak sempurna.
Dengan demikian, orang masih harus bergantung dengan yang namanya "iman".
Einstein juga menyebutkan orang yang serius mengejar ilmu pengetahuan juga percaya bahwa beberapa "roh" terwujud dalam hukum alam yang jauh lebih unggul dari manusia.
Dengan begitu, pengejaran ilmu pengetahuan mengarah pada perasaan religius atau spiritualitas yang istimewa.
Ia juga menambahkan perasaan religius ini berbeda dengan religiusitas kebanyakan orang.
Secara eksplisit, dalam surat tersebut Einstein memberikan isyarat bahwa ia penganut panteisme, yang gagasan utamanya "Tuhan adalah segalanya".
Hal tersebut senada juga sempat ia ekspresikan pada seorang rabbi bernama Herbert S. Goldstein.
(Baca juga:Jenius! Bocah Laki-laki 11 Tahun Ini Dapat Skor IQ Lebih Tinggi dari Albert Einstein dan Stephen Hawking)
?(Baca juga:Jenius! Bocah Laki-laki 11 Tahun Ini Dapat Skor IQ Lebih Tinggi dari Albert Einstein dan Stephen Hawking)
"Aku percaya pada Tuhannya Spinoza, yang mengungkapkan dirinya dalam harmoni alam semesta, bukan Tuhan yang memperhatikan dirinya sendiri dengan takdir dan perbuatan manusia," katanya seperti yang dikutip dalam Big Think, Jumat (29/9/2017).
Ia juga mengungkapkan bahwa ia terpesona pada panteisme Spinoza.
Panteisme dapat didefinisikan sebagai keyakinan bahwa semuanya identik dengan Tuhan.
Beberapa orang dengan pandangan ini percaya Tuhan adalah alam semesta, kosmos, atau segala hal menjadi satu dengan Tuhan.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa esensi Ilahi ada dalam segala hal tanpa menjadi bagian dari Tuhan.
Panteisme Spinoza yang diyakini Einstein sendiri berpendapat bahwa alam semesta ini identik dengan Tuhan.
Meski menganut panteisme, Einstein tetap mempertahankan tradisi Yahudi tertentu, walaupun dalam tradisi Yahudi, ia sering dipandang ateis.
Einstein juga lebih senang disebut agnostik dan tidak suka disebut ateis.
Ia menganggap orang-orang yang menyamakan sifat Tuhan dengan perilaku manusia adalah tindakan naif.
Dengan kata lain, Einstein adalah seorang humanis sekuler.
Pandangannya tentang Tuhan, kehidupan, dan alam semesta lebih rumit dari kebanyakan orang.
(Resa Eka Ayu Sartika)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Apakah Einstein Berdoa dan Percaya Tuhan?”