Ketika seseorang kecanduan, ia kecanduan pada ritualnya bukan pada substansi yang mengubah perasaan.
Kecanduan seks bukan melulu soal aktivitas seks namun pola perilaku yang obsesif setelah itu.
(Baca juga: Tindakan Apa Saja yang dapat Digolongkan Sebagai Pelecehan Seksual?)
(Baca juga: Polisi Ini Sebut Colek Paha Wanita Bercelana Panjang Tidak Termasuk Pelecehan Seksual, Benarkah?)
Sebagian besar pecandu mengalami kesulitan untuk menolerir stres sehari-hari dan menggunakan fantasi (seks) dan dorongan kuat untuk mengalihkan perhatian mereka.
Individu yang bertindak secara seksual biasanya melakukan seks karena mereka ingin melarikan diri dari tekanan.
Menurut SexHelp.com yang diciptakan oleh psikolog Patrick Carnes, hampir 70% pecandu seks menderita AIDS dan penyakit menular seks lainnya.
Kehamilan yang tidak diinginkan mencapai angka 40% dan lebih dari 70% memikirkan untuk bunuh diri.
Seiring dengan memburuknya keadaan, 17% pecandu benar-benar melakukan aksi untuk mengakhiri hidupnya.
Kecanduan seks sungguh masalah besar namun belum terlalu diperhatikan.
Rehabilitasi dan terapi bagi pecandu seks berkembang pesat meski masih ada perdebatan mengenai diagnosis yang sah bagi kecanduan perilaku seksual.
Namun perilaku seks yang demikian masih tidak disadari sebagian besar masyarakat.
Jika tidak segera ditangani, masalah ini tentu akan menyebar dan menjadi penyebab masalah lain.
(Natalia Mandiriani)
Source | : | health.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR