Menurut ketua pengembang Emma, Albert Zhang, Emma dirancang untuk memberikan sebuah pijatan tepat secara klinis.
Juga, sebuah resep abadi akan pengobatan tradisional China yang sekualitas tabib atau ahli terapi, tanpa lelah yang biasanya terlihat pada seorang terapis manusia.
“Dengan menggunakan Emma untuk melakukan pekerjaan pijat secara intensif, kita dapat menawarkan sesi terapi yang lebih lama kepada pasien sambil menurunkan biaya pengobatannya,” kata Albert Zhang.
(Baca juga: Bercinta dengan Robot Seks, Apakah Itu Termasuk Selingkuh?)
Ia menambahkan, terapis manusia bisa bebas memfokuskan diri pada area tubuh lainnya seperti leher dan tungkai badan yang tidak dapat dipijat oleh Emma.
Untuk diketahui, di Singapura, satu paket pengobatan konvensional akan keluhan pada punggung termasuk konsultasi, akupuntur, dan pijatan selama 20 menit akan dikenakan biaya 60-100 dolar Singapura atau Rp570 ribu hingga Rp950 ribu.
Sementara di klinik NovaHealth TCM, seorang pasien mendapat konsultasi dan akupuntur, serta pijatan selama 40 menit dikenakan biaya 68 dolar singapura atau Rp650 ribu.
Emma dapat ditempatkan dalam sebuah ruangan dengan 2 tempat tidur, dan diletakkan di antara kedua tempat tidur itu.
Robot ini dapat memijat satu pasien, sementara terapis manusia di ruangan yang sama memberikan pijatan kepada pasien kedua, sebelum akhirnya bergantian.
Ini artinya, Emma bisa selalu memijat seorang pasien dan memaksimalkan produktivitas klinik. Selain itu, staf klinik bisa dikurangi dari 5 orang menjadi 3 orang saja, karena Emma mengambil alih 2 tugas staf tersebut.
Robot pemijat ini memiliki sebuah layar sentuh dengan sebuah artikulasi robot akan bentuk tubuh utuh manusia dengan 6 sudut bebas. Maksudnya, Emma dapat bergerak maju, mundur, ke atas, turun, ke kiri dan ke kanan, dikombinasikan dengan putaran sekitar 3 garis lurus.
Di akhir pijatan, robot ini akan memberikan dua pijatan lembut yang terbuat dari silikon, yang dapat menghangatkan untuk kenyamanan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR