Intisari-Online.com - Konflik China dan India tidak juga mereda.
Malahan akibat dari konflikChina dan India, area perbatasan India semakin panas.
Apa penyebabnya?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (16/11/2021), akar penyebabnya adalah perbatasan yang disengketakan sepanjang 3.440 km.
Sungai, danau, dan lapisan salju di sepanjang perbatasan berarti garis dapat bergeser.
Hal inilah yang membuat para tentara berhadapan di banyak titik dan memicu konfrontasi.
Kedua negara juga bersaing untuk membangun infrastruktur di sepanjang perbatasan, yang juga dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual, menurut laporan BBC.
Seorang anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India, Tapir Gao, mengatakan kepada The Daily Telegraph bahwa China telah membangun rumah di tanah India.
"China telah menduduki wilayah kami," kata Gao.
"Mereka telah membangun lebih dari 100 rumah," mengutip sebuah desa baru yang katanya terletak di tepi Sungai Tsari Chu di distrik Subansiri Atas Arunachal Pradesh.
Para pejabat percaya China saat ini sedang membangun lebih dari 600 desa seperti itu di sepanjang LAC, menurut laporan.
Daerah ini terpencil dengan kondisi cuaca yang buruk.
Tetapi desa-desa tersebut dikatakan memiliki infrastruktur berkualitas tinggi.
Seperti jalan, air, listrik, dan jaringan komunikasi untuk menarik penduduk baru.
Ini adalah taktik baru China.
Di mana seteah mereka membangun desa dengan infrastruktur bagus guna"menyuap" penduduk setempat dengan rumah dan subsidi.
Tujuannya agar mereka mau pindah ke desa-desa yang baru dibangun di wilayah perbatasan yang disengketakan dengan India.
Seorang penduduk dari satu desa pertahanan perbatasan yang dikutip oleh Harian Tibet mengatakan bahwa ia menerima berbagai subsidi sebesar 30.000 yuan (Rp66 juta) per tahun untuk tinggal di sana.
Hal itu menurut think tank Vivekananda International Foundation.
Konchok Stanzin, seorang anggota dewan di wilayah perbatasan Ladakh India mengatakan: “China memikat penduduk setempat dengan memberi mereka fasilitas kehidupan yang lebih baik."
"Sehingga mereka datang untuk tinggal di daerah perbatasan yang disengketakan dan menciptakan pemukiman permanen."
"Dengan melakukan itu, China merebut tanah kami dan juga mengklaim hak berdaulat atas tanah yang disengketakan.”
Pandangan serupa juga diamini oleh beberapa warga setempat.
Bahkan desa-desa itu diduga "berperanganda".
Maksud Stanzinadalah desa ituberoperasi sebagai pemukiman permanen di tanah yang disengketakan.
Namun juga sebagai stasiun militer pada saatkonflik terjadi
Oleh karenanya, Stanzin mendesak New Delhi untuk berinvestasi dalam infrastruktur serupa di sepanjang perbatasan.
Anehnya, terlepas dari kesaksian dari penduduk lokal dan politisi, pemerintah India menyangkal bahwa China telah membangun di wilayah India.
Pemimpin Kongres Oposisi Manish Tiwari mengatakan pemerintah India terlalu menganggap enteng masalah ini.
Mereka tidak tahu bahwa China telah menduduki wilayah India selama 15 bulan terakhir.
Pengamat China Brahma Chellaney mengatakan situasi di Himalaya ini semakin mirip dengan Laut China Selatan.
Di mana China telah mendorong kebijakan ekspansionis dan membangun di daerah yang disengketakan.
“Pembangunan desa dirancang dengan tujuan."
"Yaitu dengan menciptakan pemukiman sipil di daerah perbatasan yang sepi dan tidak berpenghuni yang disengketakan atau diduduki secara paksa olehnya, China berusaha untuk menegaskan haknya di bawah hukum internasional," ungkapChellaney.
"Dengan kata lain, China telah melakukan tindakan melawan hukum dengan maksud melegitimasi klaim teritorialnya.”
Menurut laporan, China telah menyediakan 30 miliar yuan (Rp66 triliun) untuk desa-desa ini.