Intisari-Online.com - Setelah berkonflik dengan Taiwan, kini konflik antara Australia dan China memanas.
Bagaimana tidak,konflik Australia dan China dikhawatirkan meletus.
Apa penyebabnya?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (15/11/2021), penyebab memanasnya konflik dua negara itu dikarenakan Australia telahmenyatakan akan membela Taiwan melawan China.
Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan AustraliaPeter Dutton.
Dutton berbicara ketika dia menjelaskan mengapa Prancis tidak segera diberitahu tentang kesepakatan kapal selam 90 miliar Dollar AS yang dibatalkan.
Dia melanjutkan untuk menjelaskan bagaimana "tidak mungkin" bagi Australia untuk tidak mendukung Amerika Serikat (AS) dalam membela Taiwan melawan China.
Menteri pertahanan Australia itu menambahkan bahwa membela Taiwan sangat penting untuk meninggalkan Australia dalam posisi kekuatan global.
"China sudah sangat jelas tentang niat mereka untukmenyerang Taiwan," kataDutton.
"Kita perlu memastikan bahwa ada tingkat kesiapsiagaan yang tinggi."
"Kita perlu memastikan ada rasa pencegahan yang lebih besar dengan kemampuan kita, dan itulah cara kita menempatkan negara kita pada posisi yang kuat."
"Tidak terbayangkan bahwa kami tidak akan mendukung AS dalam suatu tindakan jika AS memilih untuk mengambil tindakan itu."
Profesor Peter Dean, Direktur Institut Pertahanan dan Keamanan UWA, berbicara kepada Daily Mail Australia pada bulan Oktober bahwa perang adalah kemungkinan nyata dengan China.
"Anda tentu tidak dapat mengesampingkan potensi penggunaan kekuatan," ungkapPeter Dean.
"Jika China sampai pada titik di mana mereka pikir mereka dapat mengambil Taiwan dengan paksa, menang, dan sukses, dan mereka berpikir bahwa tekad AS kurang atau tidak akan cukup."
"Tapi itu jelas sikap yang sangat bodoh."
Dean kemudian menambahkan bahwa 'perang zona abu-abu' saat ini antara China dan Taiwan adalah sinyal bahwa Beijing adalah risiko bagi keamanan dunia.
"Apa yang benar-benar dipertaruhkan oleh orang China di sini adalah insiden yang terjadi secara tidak sengaja atau seseorang menjadi senang."
"Risiko nyata di kawasan ini adalah kita tidak memiliki mekanisme formal yang tepat untuk mengurangi hal-hal ini."
"Orang China sangat suka berpetualang, sangat memaksa."
"Mereka benar-benar meningkatkan tingkat risiko ke tingkat yang seharusnya tidak mereka lakukan."
Diketahui China melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang harus mereka ambil kembali di bawah kendalinya.
Namun, Taiwan menolak.
Mereka menyatakan diri sebagai negara demokrasi independen yang mendapat dukungan dari AS sejak berakhirnya Perang Saudara China pada tahun 1949.