Find Us On Social Media :

Anaknya Tewas Diadu oleh Senior, Maria: 50 Orang Lebih Tonton Anak Saya Disiksa Sampai Sakratul Maut

By Ade Sulaeman, Sabtu, 16 September 2017 | 09:00 WIB

Sebab, kata dia, meski pelaku utama yang menewaskan anaknya sudah dikeluarkan dari sekolah, namun hal itu belum dirasa cukup untuk memberikan efek jera.

Selain itu, alumni yang menjadi promotor "bom-boman" juga tidak diketahui keberadaannya.

Beberapa siswa yang ikut terlibat pun hanya dikenai sanksi skors dari pihak sekolah.

"Ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakratul maut. Divideokan oleh siswa-siswa yang menyaksikan," tutur Maria.

Selain itu, ia bersama suami juga menolak ketika jasad Hilarius harus diotopsi. Bagi dia, hatinya akan lebih tersiksa lagi jika harus melihat jenazah putranya diotopsi.

"Dan harus disiksa lagi dengan otopsi. Bukankah saya berhak untuk menolak otopsi. Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum," kata Maria.

Putranya, sambung Maria, sempat ingin mundur dan tidak mau berkelahi namun pinggangnya ditendang.

Hilarius, kata dia, berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.

"Hila meninggal di TKP. Di lapangan SMU Negeri 7 Indrapasta Bogor. (Pukulan di kepala) atas suruhan promotor dari SMA Mardi Yuana. Dia bilang, 'pukul Hila yang belum KO'," ujar Maria.

Dia mengaku juga sudah memiliki bukti-bukti surat pernyataan dari para siswa yang ikut terlibat dan menyaksikan anaknya tewas.

Mereka mengakui bahwa Hilarius tewas karena dipukul dalam duel tersebut.

Dengan bukti yang dimilikinya, ia dan suami berharap bisa mendapat keadilan.

Sekarang, baik Maria maupun Vanansius hanya ingin peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi.

Mereka berharap kasus yang merenggut nyawa Hilarius bisa menjadi pembelajaran oleh semua pihak.

Sebelumnya, Maria sempat mencurahkan perasaan sedihnya lewat akun Facebook pribadinya, Maria Agnes.

Dalam postingan yang ditulisnya pada tanggal 12 September 2017, Maria memohon kepada Presiden Joko Widodo dapat menegakkan keadilan atas kasus yang merenggut nyawa anaknya.

(Ramdhan Triyadi Bempah)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Maria Kisahkan Anaknya Dihajar Tanpa Ampun hingga Tewas dalam Duel ala Gladiator”.