Find Us On Social Media :

Anaknya Tewas Diadu oleh Senior, Maria: 50 Orang Lebih Tonton Anak Saya Disiksa Sampai Sakratul Maut

By Ade Sulaeman, Sabtu, 16 September 2017 | 09:00 WIB

Dirinya menyebut, ritual "bom-boman" tersebut melibatkan para senior dan alumni dari kedua sekolah itu.

Korbannya adalah junior mereka yang masih duduk di kelas satu SMA.

Para junior ini, lanjut Vanansius, dipaksa diadu fisiknya dengan berduel tangan kosong oleh para seniornya.

Lawannya adalah murid dari sekolah lain yang sebelumnya juga sudah disiapkan.

"Kakak kelas ini dikoordinir sama alumni sekolah. Jegernya atau promotornya, ya alumni itu, yang mengelola kelas tiga. Mereka mencari anak-anak yang baru masuk untuk dipaksa berduel," kata Vanansius.

Ia menambahkan, tradisi "bom-boman" antar kedua sekolah itu sudah lama berlangsung dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sebelum berduel, mereka mencari lapangan yang sepi. Hanya komunitas mereka saja yang bisa melihat pertarungan ala gladiator itu secara langsung.

"Saya dapat informasi itu dari semua orang yang saat itu ada di lokasi kejadian, termasuk dari teman anak saya. Acara (bom-boman, red) ini emang udah lama, tapi yang sampai tewas ya baru ini, anak saya. Setelah kejadian ini, baru pada tahu ternyata ada ajang seperti itu. Pihak sekolah dan guru juga tidak tahu awalnya," ungkapnya.

Keadilan ditegakkan

Sementara itu, Maria meminta agar keadilan bisa ditegakkan.