Find Us On Social Media :

Kisah Belahan Kuali dan Armada Semut Berember dalam Pembangunan Gedung DPR/MPR

By Ade Sulaeman, Jumat, 8 September 2017 | 10:30 WIB

Pengalamannya segudang dalam pekerjaan proyek borongan, ditambah belasan tahun memimpin Perusahaan Negara Hutama Karya mendasari kesanggupannya.

Dalam pengerjaannya, gedung ini menghendaki persyaratan khusus seperti adanya ruangan kedap suara, jaminan keamanan dan alat penerjemah.

Para arsiteknya berkeinginan menjadikan ruang sidang utama menjadi titik sentral perhatian.

Tanpa bermaksud meninggalkan ruang sekretariat, banquet hall dan auditorium. Yang jelas, gedung ini berbeda dengan Gedung PBB yang lebih menonjolkan gedung sekretariat jenderalnya.

Pada awalnya Gedung Conefo direncanakan berkapasitas 100 negara, tapi akhirnya diputuskan hanya 70 negara.

Armada semut dengan ember

Untuk mempercepat pembangunan, dibentuklah Komando Proyek New Emerging Forces (Kopronef) yang dipimpin oleh Menteri PUTL D. Suprayogi.

Kopronef membawahi empat tim kerja. Tim pertama dikomandani DipL Ing. Soejoedi, bertugas menyiapkan gambar.

Tim kedua dipimpin Jusuf Muda Dalam, bertugas di bidang dana dan administrasi. Tim ketiga diketuai Ir. S. Danugoro, bertugas di bidang logistik dan perbekalan.

Sedang tim keempat dibawahi Ir. Sutami yang bertugas di bidang pelaksanaan teknis lapangan dibantu oleh Ir. Thung L.P. dan D. Tangkudung.

Sejak tiang pancang I dipancangkan tanggal 19 April 1965 mulailah dilakukan pembangunan besar-besaran melibatkan semua instansi pemerintah maupun nonpemerintah.

Untuk mencapai target, pembangunan dilakukan 24 jam penuh. Tiga kelompok bergantian tiap 8 jam. Meski peralatan sangat terbatas toh pembangunannya berjalan juga.