Find Us On Social Media :

Ingat, Kata-kata dari Orangtua Berdampak pada Pemikiran, Perilaku, dan Harga Diri Anak-anak

By Moh Habib Asyhad, Senin, 28 Agustus 2017 | 06:00 WIB

Mereka duduk di depan meja saya di kursi Spanyol tua yang letaknya sekitar beberapa meter saja.

(Baca juga: Kuis: Sudahkah Anda Menggunakan Akal Sehat Setiap Mengambil Keputusan Secara Bijak?)

Ibu Judy meletakkan tangannya di lutut putrinya dan mengguncangnya, saat ia berkata, “Lihat anak perempuan saya, dia mengerikan, dia jelek. Apa yang bisa Anda lakukan dengannya?”

Tak satu pun dari bayangan saya yang menyamai ini! Judy menunduk menatap tangannya. Ibunya menatap saya dan saya tercengang melihat mereka masing-masing.

Yang ingin saya katakan adalah, “Begini, Bu, ayo kita melakukan sesuatu dengan Anda lebih dulu, lalu kita akan menangani Judy.” Tetapi sebaliknya, saya mendengar diri saya berkata, “Seberapa cepat ia bisa memulai pelatihan pribadinya dengan saya?”

Pelatihan memang sulit dilakukan pada awalnya. Pikiran Judy tentang dirinya mencerminkan pandangan ibunya.

Oleh karena itu, untuk memenuhi harapan ibunya, ia memberontak, apatis, dan enggan untuk mendengarkan atau berpartisipasi, tapi saya tahu ia menginginkannya.

Seiring bertambahnya umur, meski mempertahankan sikap menantangnya, ia berdiri lebih tinggi dan mengekspresikan dirinya dengan lebih jelas.

Di sebuah kelas, saya membuat komentar tentang The Beatles. Saya melihat mata Judy bersinar dan kami terhubung. “Jika saya menyukai The Beatles, saya pasti semangat.” Sepertinya pesan baru yang Judy kirimkan ke saya.

Tak lama kemudian, persepsi diri Judy berubah. Ia menemukan betapa menariknya ia. Ia belajar bagaimana membawa dirinya dengan bangga, menatap mata saya, dan berbagi kecantikan batin dan luarnya dengan orang lain.

Ia tidak lagi memikirkan dirinya sendiri pada cara ibunya melatihnya. Keyakinannya meningkat dan pada akhir pelatihan sepuluh minggu, ia meminta ibunya untuk membiarkannya melanjutkan kelas kelompok profesional akting dan fotografi komersial.

Ibunya bersedia membiarkannya mengikuti kursus kelompok dan kemajuannya lebih cepat lagi.

(Baca juga: Ingin Memikat Hati Anak, Contek Cara Mendiang Pak Kasur yang Selalu Dekat dengan Anak-anak Ini!)

Judy mengetahui bahwa ia tidak “mengerikan” dan ia senang berada di depan kamera yang membuktikan bahwa ia tidak “jelek”.

Saya tidak pernah melihat atau berbicara dengan ibunya lagi. Namun, saya masih bertemu dengan Judy di kota sewaktu-waktu.

Pada salah satu pertemuan terakhir kami, saat mendiskusikan pelatihan La Belle-nya, saya mengetahui bahwa ibunya harus membelikannya sebuah mobil mewah untuk menyuapnya mengikuti pelatihan saya! Wah….

Demikianlah, kata-kata orangtua sangat berpengaruh pada pemikiran, perilaku, dan harga diri anak-anak.