Find Us On Social Media :

Petaka Militer AS di Perang Vietnam: dari Duel Satu Lawan Satu Menggunakan Bayonet hingga Dibuat Stres Viet Cong yang Bertempur dari Bawah Tanah

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 27 Agustus 2017 | 12:00 WIB

Dalam pertempuran sengit itu 9th berhasil menghancurkan resimen NVA 33rd. Pada tanggal 9 November, giliran 3rd Brigade, 7th Cavalry dan 1st Battalion bertempur melawan Viet Cong di Ia Drang Valley dan Pleiku.

Serbuan mobil udara itu berlangsung sengit. Selain didukung gempuran artleri, heli serbu, bombardemen oleh pesawat B-52, juga berlangsung pertempuran satu lawan satu dengan bayonet selama lima hari.

Perang sengit yang memakan banyak korban itu berakhir setelah tiga resimen Viet Cong yang bertahan berhasil dihancurkan oleh 1st Cavalry.

Tapi 1st Cavalry harus membayar mahal karena lebih dari 300 prajuritnya tewas.

Memasuki tahun 1966, perang yang dihadapi oleh 1st Cavalry makin sengit. Pada 28 Januari 1st Cavalry melancarkan Operation Masher yang melibatkan 3rd Brigade.

Dalam pertempuran di kawasan Bong San, 3rd Brigade mendapat perlawanan hebat dari Viet Cong dan dalam minggu pertama Operation Masher sebanyak 77 personil 3rd gugur.

Operation Masher berakhir setelah dua batalyon Viet Cong berhasil dihancurkan. Sebanyak 1350 personil Viet Cong tewas.

Tanggal 7 Februari, 1st Cavalry melancarkan misi tempur search and destroy lewat operasi bersandi White Wing.

Satuan yang diterjunkan antara lain, 1st Brigade, 1st dan 2nd Battalion, 5th Cavalry, dan 2nd Brigade.

Pasukan gabungan itu melancarkan pengepungan terhadap posisi pasukan Viet Cong di kawasan lembah yang dikenal dengan nama Iron Triangle. Perlu waktu empat hari untuk menghancurkan kekuatan musuh bagi satuan-satuan 1st Cavalry.

(Baca juga: Pertempuran Iwo Jima pada Perang Dunia II Laiknya Misi Bunuh Diri Massal Puluhan Ribu Pasukan Sekutu, Kok Bisa?)

Kekuatan pasukan Viet Cong di Iron Triangle akhirnya berhasil ditumpas setelah dihujani gempuran artleri dan bombardemen udara oleh armada B-52.