Intisari-Online.com -Lubang bekas pengeboman yang dijatuhkan oleh pesawat-pesawat tempur AS semasa Perang Vietnam (1955-1975) di perbatasan Vietnam-Kamboja tidak hanya membuat repot orang tapi juga binatang.
(Baca juga: Bayi Kembar di Vietnam Ini Diketahui Memiliki Ayah Berbeda Setelah Menjalani Tes DNA)
Lubang-lubang raksasa itu terisi air berlumpur dalam jumlah besar sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian atau perikanan. Apalagi tebing yang mengelilingi kolam cukup tinggi sehingga sulit untuk dilewati.
Meskipun tidak menarik minat manusia, kolam lumpur itu justru menarik minta para kawanan gajah untuk mandi lumpur.
Maklum selain gemar mandi di sungai, kawanan gajah juga suka mandi lumpur untuk melapisi kulitnya agar tidak terlalu panas saat kena terik matahari. Selain itu lapisan lumpur di kulit gajah juga berfungsi untuk menahan gigitan dari serangga.
(Baca juga: Dari Julius Caesar hingga Perang Vietnam, Inilah 8 Perang Sipil yang Mengubah Sejarah Umat Manusia)
Suatu kali ada 11 kawanan gajah yang masuk kolam lumpur raksasa yang berada di Kamboja. Semua gajah termasuk seekor anak gajah dengan riang mandi lumpur sampai puas. Tapi ketika mau naik dari kolam kesebelas gajah ternyata gagal menaiki tebing . Semua gajah akhirnya terjebak dalam kolam lumpur dan mengalami kelaparan.
Tidak ada yang tahu persis berapa lama sebelas gajah itu terjebak di dalam kolam lumpur. Tapi sebelum semua gajah mengalami nasib buruk, beberapa petani Kamboja yang melintas dan melihat para gajah yang celaka itu segera melaporkan kepada yang berwenang.
Para personel penyelamat dari Departemen Lingkungan Kamboja dan organisasi penyelamat gajah Elephant Livelihood Iniative Enviroment (ELIE) serta Wildlife Conservation Society (WCS) pun segera datang untuk melakukan evakuasi.
Langkah pertama yang mereka lakukan adalah menyemprot semua tubuh gajah yang sudah kering terkena lumpur, dan memberi makan daun-daunan agar semua gajah pulih energinya.
Pada saat yang sama tim lainnya menggali parit salah sisi tebing agar bisa dilewati gajah.
Setelah parit untuk evakuasi para gajah berhasil dibuat, dengan cara diumpan menggunakan daun-daunan, semua gajah satu-persatu keluar dari lubang .
Gajah paling kecil yang masih mengalami kesulitan lalu dibantu keluar dari lumpur menggunakan tali. Uniknya semua kawanan menunggu proses evakuasi anak gajah itu dan baru pergi setelah si anak gajah bergabung kembali.
Menurut komentar para aktifis ELIE dan WCS jika kesebelas gajah itu sampai mati karena terjebak di lubang berlumpur betul-betul suatu tragedi.
Namun sepeninggalan kawanan gajah yang segera hilang di balik lebatnya hutan, para aktifis lingkungan dan konservasi harus bekerja keras.
Mereka harus menutup lubang bekas ledakan bom itu demi menghindari bencana bagi kawanan gajah. Atau binatang lain yang gemar mandi lumpur agar tidak mengalami nasib serupa.