Find Us On Social Media :

Konflik di Semenanjung Korea Bukan Keinginan Warganya, Tapi Gara-gara Ulah Empat Negara Ini

By Ade Sulaeman, Jumat, 18 Agustus 2017 | 11:00 WIB

Akhirnya tahun 1871 satu skadron yang terdiri dari lima kapal perang AS berhenti di mulut S. Han.

Didahului tembakan meriam kapal, satuan Marinir AS mendarat dan menguasai perbentengan yang menuju ke Seoul.

AS yang merasa kehormatannya telah dipulihkan, kemudian menarik mundur kapal dan pasukannya.

Tahun 1894 kekuatan asing semakin masuk ke Korea, tatkala pemerintah Korea minta bantuan China untuk memadamkan pemberontakan.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Jepang, yang takut akan dominasi China di Korea.

Jepang pun mengirim tentara dalam jumlah besar dengan alasan “melindungi kepentingan Jepang”.

Dalam perang 1894-1895 berhasil mendesak China keluar dari Korea. Rusia yang telah menjadi kekuatan di Pasifik, juga melirik Korea.

Dia mendapatkan hak penebangan hutan dan pertambangan, lalu tahun 1903 mencoba mendapatkan izin menggunakan pelabuhan Mokpo dan Masan untuk kepentingan AL-nya.

Rusia tahun 1903 bahkan mencoba menawarkan pembagian Korea menjadi dua di garis lintang ke-39, dengan bagian selatan sepenuhnya untuk Jepang dan bagian utara buat “buffer” atau “penyangga” bagi Rusia.

Jepang tak suka dengan manuver Rusia, sehingga pecah perang tahun 1904-05 yang dimenangkan oleh Jepang.

Kemenangan ini membuka jalan bagi Jepang untuk menganeksasi Korea sebagai koloninya tahun 1910.

Penjajahan Jepang ini berlangsung 35 tahun dengan diwarnai kebrutalan serta eksploitasi terhadap negeri dan bangsa Korea.