Advertorial
Intisari-Online.com - Sesumbar pimpinan Korut Kim Jong Un yang akan menembakkan empat rudal balistik ke Guam di pertengahan bulan Agustus ini ternyata hanya gertak sambal belaka.
Kim Jong Un yang mengunjungi lokasi peluncuran rudal Korut hari Senin (14/8) yang juga merupakan kemunculannya yang pertama setelah selama dua pekan ‘’menghilang’’ memerintahkan penundaan peluncuran rudal balistik ke Guam.
Tapi sekaligus juga meminta satuan rudal Korut siap menembakkan rudal kapan saja saat diperintah dan perintah itu tergantung dari sepak terjang militer AS di Semenanjung Korea.
Intinya jika militer AS masih bertindak seperti ‘’Yangke yang kurang ajar’’, Kim Jong Un akan segera memerintahkan untuk menembakkan rudal-rudal balistiknya.
Sikap Kim Jong Un cenderung melunak setelah China yang pada Perang Korea (1950-1950) membantu Korut, tapi pada krisis kali ini ternyata menyatakan tak akan membantu Korut sama sekali.
(Baca juga: Jepang Siap Siaga, AS ‘Pasang Kuda-kuda’, Korsel Justru Santai Saja dengan Rencana Korut Serang Guam)
China bahkan menerapkan embargo ekonomi terhadap Korut demi mendukung embargo ekonomi yang telah diterapkan oleh PBB terkait sikap keras kepala Kim Jong Un yang tidak mau menghentikan program uji coba rudal balistik dan pengayaan nuklirnya.
Penundaan peluncuran rudal balistik Korut ke Guam sebenarnya telah membuat AS ‘’kecewa’’ karena telah menyiapkan senjata sistem antirudal yang digelar mulai dari Korsel, Jepang, perairan Laut Pasifik, dan daratan Guam.
Sesuai keterangan yang diberikan oleh Menteri Pertahanan AS, Jimm Mattis, sistem teknologi antirudal militer AS dijamin mampu merontokkan rudal yang ditembakkan Korut kapan saja.
Selain itu, penembakkan rudal oleh Korut ke Guam sebenarnya sudah merupakan pengumuman perang dengan AS, sehingga militer AS bisa melancarkan serangan balasan lebih mematikan tanpa dikecam oeh dunia internasional.
Militer AS sendiri telah menggelar latihan perang menggunakan munisi tajam dengan militer Korsel dan Jepang demi persiapan perang meghadapi Korut.
(Baca juga: Mulai dari Ribuan Tank Hingga Ratusan Pesawat, Inilah Kekuatan Tempur yang Disiapkan Korut untuk Serang Guam)
Latihan perang antara militer AS dan Jepang ini sebenarnya merupakan aktivitas yang unik mengingat pada PDII, militer AS dan Jepang adalah musuh bebuyutan.
Namun di tengah persiapan perang itu, Presiden Korsel Moon Jae In yang lebih suka perdamian, menekankan jangan sampai terjadi peperangan di Semenanjung Korea karena imbasnya bisa menyebabkan perekonomian dunia merosot tajam.