Find Us On Social Media :

Tiga Pengebom Nuklir Ini Sudah Sangat Uzur Tapi Masih Mampu Ciptakan Neraka Dunia dalam Sekejap Mata

By Ade Sulaeman, Kamis, 10 Agustus 2017 | 15:00 WIB

Namun, kedua pilotnya selamat. Jatuhya B-2 senilai 1,4 milliar dollar itu merupakan kecelakaan pesawat tempur paling mahal di dunia dalam sejarah AS dan mengakibatkan pesawat B-2 lainnya untuk sementara dilarang terbang.

Tapi setelah selesai melakukan investigasi, sebanyak 20 pesawat B-2 lainnya dinyatakan laik terbang.

Hingga kini sebanyak 20 pesawat B-2 yang mampu terbang hingga ketinggian lebih dari 50.000 kaki dan menempuh jarak 19.000 km dengan satu kali air refueling itu akan dioperasikan oleh USAF sampai tahun 2058.

 Tapi karena B-2 sudah terbang lebih dari dua dekade, Pentagon menginginkan pesawat pembom stratgeis ini segera ada penggantinya.

(Baca juga: Penduduk Hawaii Lakukan Latihan Keselamatan Menghadapi Serangan Nuklir Korut, Benarkah Mereka Tak Percaya Militer AS?)

Sedangkan pesawat pengebom B-1 B Lancer, dibandingkan B-52 dan B-2, merupakan pesawat pengebom yang paling layak diganti karena selain sudah tua juga tidak bisa membawa bom nuklir untuk misi tempur jarak jauh.

Hingga saat ini pesawat pengebom berkecepat supersonik dan bermesin enam itu masih dioperasikan untuk mendukung misi tempur NATO di Afghanistan, Irak, dan Semenanjung Korea.

USAF sendiri akan mengoperasikan sejumlah B-1 yang sudah di upgrade hingga tahun 2030.

Namun, karena tidak mampu membawa bom nuklir untuk misi tempur jarak jauh dan usia tua, USAF dan Pentagon juga sama-sama menginginkan pengganti bagi armada B-1 B Lancer yang sudah beberapa kali mengalami accident itu.

Sesuai data yang dimiliki USAF pada Agustus 1984, satu B-1B jatuh saat dilaksanakan latihan terbang kecepatan minimum pada ketinggian rendah dan mengakibatkan tes pilotnya, Doug Benefield tewas serta dua awak lainnya luka-luka.

Bulan September 1987, B-1B dari unit 96th Bomber Wing jatuh saat latihan terbang pada kecepatan rendah, akibatnya enam orang awak yang mengoperasikan B-1B meskipun bisa melontarkan diri tewas.

Mengetahui bahwa kelemahan B-1B terjadi ketika terbang rendah pada kecepatan yang juga rendah, berbagai upaya perbaikan terus dilakukan terhadap B-1B.

Tapi hingga tahun 2013 kecelakaan terus saja terjadi sehingga dari sebanyak 100 unit B-1A/B yang diproduksi , tujuh di antaranya telah jatuh.

Namun terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi oleh tiga generasi pesawat pengebom nuklir itu, USAF berniat terus mengoperasikannya.

Apalagi tiga jenis pesawat pengebom nuklir tersebut masih mampu menciptakan neraka dunia dalam sekejap mata.