Advertorial

Bermodal Data Curian, China Bikin Pesawat Pengebom Nuklir Siluman yang Bisa Terbang Langsung ke AS dan Indonesia

Ade Sulaeman

Penulis

Lewat berbagai pernyataan politiknya, Pemerintah China bahkan siap menghadapi kekuatan militer dari negara mana pun yang berniat menghalangi hegemoninya atas perairan LCS.
Lewat berbagai pernyataan politiknya, Pemerintah China bahkan siap menghadapi kekuatan militer dari negara mana pun yang berniat menghalangi hegemoninya atas perairan LCS.

Intisari-Online.com - China yang sedang mengincar perairan di Laut China Selatan (LCS) rupanya makin menyiapkan diri untuk menghadapi para rivalnya seperti Jepang, AS, Rusia, dan India yang sama-sama memiliki program pengembangan pesawat tempur siluman.

Lewat berbagai pernyataan politiknya, Pusat Pemerintah China di Beijing bahkan siap menghadapi kekuatan militer dari negara mana pun yang berniat menghalangi hegemoninya atas perairan LCS.

Beijing juga menegaskan tidak akan mengakui keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag yang menyatakan bahwa klaim China atas LCS melanggar hukum laut internasional.

Sikap keras kepala China itu mengindikasinya bahwa kekuatan militernya siap menghadapi segala kemungkinan dan terus ditingkatkan kemampuannya.

Salah satu pesawat yang dikembangkan adalah pengebom nuklir srategis jarak jauh H-20 berteknologi siluman.

Proyek H-20 dirancang langsung oleh lembaga pengembangan dan peneliti pesawat tempur China, Shanghai Aircraft Design and Research Institute, khususnya dalam pengembangan teknologi stealth yang lebih maju dari pesawat sebelumnya, Xian H-8.

Program dan pengembangan H-20 termasuk dilakukan secara ‘’licik’’ oleh China karena konsepnya berdasar data curian dari seorang bernama Noshir Gowadia, ahli perancang pesawat mesin tempur berteknologi stealth yang pernah bekerja di Northop Grumman, AS selama 18 tahun.

Gowadia yang merupakan warga AS keturunan India juga dikenal sebagai salah satu perancang pesawat pembom siluman AS, B-2 Spirit dan berhasil dibujuk oleh China sebagai agen mata-matanya.

Atas tindakan berupa menjual informasi teknologi mutakhir yang memiliki kerahasian tinggi kepada China itu, pengadilan AS menjatuhkan hukuman 32 tahun bagi Gowadia pada tahun 2011.

Tapi masuknya Gowadia ke penjara sama sekali tidak mengubah keadaan karena China sudah terlanjur mendapatkan data teknis untuk memproduksi pesawat-pesawat tempur berteknologi stealth.

(Baca juga: AS Wajib Khawatir, China Garap Pesawat Siluman Pembawa Nuklir Yang Bisa Capai Negaranya)

Berkat informasi yang diberikan Gowadia kepada China, program penggarapan sejumlah pesawat tempur berteknologi stealth makin berjalan lancar.

Khususnya program yang dilaksanakan oleh industri pesawat China, Xian Aircraft Industrial Corporation, yang sedang menggarap proyek H-20 terlihat langsung mengalami kemajuan pesat.

Sebagai bomber yang dijagokan untuk berkiprah di atas perairan LCS, H-20 yang merupakan pesawat berbentuk flying wing bersayap delta kembar memiliki berbagai keunggulan.

H-20 antara lain bisa menempuh jelajah terbang minimum tanpa mengisi ulang bahan bakar sambil membawa persenjataan seberat 10 ton hingga sejauh 8.000 km.

Dengan kemampuan menempuh jarak sejauh itu, H-20 bisa dengan leluasa terbang ke arah utara menuju Kepulauan Bonin Jepang dan Kepulauan Mariana yang merupakan wilayah terdepan AS di kawasan Pasifik.

Sedangkan jika terbang ke arah selatan, H-20 bisa terbang di atas Carolina dan Indonesia.

Artikel Terkait