Find Us On Social Media :

Pertempuran Iwo Jima pada Perang Dunia II Laiknya Misi Bunuh Diri Massal Puluhan Ribu Pasukan Sekutu, Kok Bisa?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 6 Agustus 2017 | 17:30 WIB

Prediksi Sekutu yang cenderung merendahkan pertahanan Iwo Jima, sesungguhnya cukup fatal karena sebagai basis pertahanan terakhir, sebanyak 27.000 pasukan Jepang yang mempertahankan Iwo Jima telah bersumpah untuk bertempur sampai mati.

Kurang menyadari pasukan Jepang yang selalu bertempur dengan semangat Banzainya, bertahan sampai prajurit terakhir itu, terlihat pada pengerahan kekuatan Sekutu yang didominasi oleh Marinir AS dan “hanya” menerjunkan kekuatan sebanyak 72.000 serdadu.

Pasukan marinir AS yang diterjunkan meliputi Divisi Marinir ke 3, 4, dan 5 serta masih ditambah kekuatan pendukung dari unit serang laut dan udara.

Jenderal-jenderal AS yang merupakan arsitek penggempur Iwo Jima antara lain, Komandan Armada ke-8 AS, Admiral RA Spruance, Wakil Komandan dan Joint Expeditionary Force Command Admiral RK Turner, dan Komandan USMC Command Expeditionary Trops, Letjen HM Smith.

Mengetahui kekuatan Sekutu lebih besar, pemimpin pasukan Jepang di Iwo Jima, Jenderal Tadamichi Kuribayashi tidak merasa gentar.

Ia lalu memerintahkan kepada setiap prajurit Jepang agar mampu menghabisi minimal 10 tentara AS.

Perintah Jenderal Kuribayashi rupanya dijalankan betul oleh tentara Jepang yang berusaha mempertahankan pulau Iwo Jima mati-matian, inchi demi inchi dan telah mengakibatkan perang paling brutal sepanjang PD II.

Sebanyak 26.000 marinir AS tewas, sedangkan nyaris semua prajurit Jepang, termasuk Kuribayashi sendiri, terbunuh.

Jika dikalkulasi jumlah marinir yang tewas itu sama dengan sepertiga seluruh kekuatan marinir AS.

(Baca juga: Death March: Long March Maut yang Sebabkan Puluhan Ribu Pasukan Sekutu Tewas di Filipina pada PD II)

Secara perhitungan militer jika dalam sebuah operasi militer prajurit yang gugur mencapai sepertiga, operasi militer itu sudah merupakan operasi yang gagal. Meskipun faktanya secara politik pasukan Jepang di Iwo Jima berhasil dikalahkan pasukan AS.

Semua itu terjadi  karena sejumlah  faktor yang seharusnya bisa diantisipasi, seperti tidak meremehkan kekuatan Jepang dan kurang memahami situasi alam Iwo Jima.