Find Us On Social Media :

Singawalang, Si Tangguh Melawan TBC

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 6 Agustus 2017 | 06:00 WIB

Tujuannya,  mengkaji lebih mendalam pengobatan tradisional yang bersifat populer, termasuk dengan ramuan tanaman singawalang, di Haiti, Republik -Dominika, dan negara lainnya di kawasan Karibia.

Menurut Weniger B. dkk. daJam Elements For A Caribean Pharmacopeia (1988), berdasarkan hasil analisis kimia di dalam tanaman singawalang terkandung senyawa triterpenes jenis  isoarbinol, asetat, cinnamate isoarbinol, dan coumarin.

Akar dan batangnya mengandung bahan jadian sulfur, benzthydroxyethyltrisulfide, trithiolaniacine, benzenic, bensaldehyde, dan benzoic acid.

Banyak manfaatnya tapi sedikit beracun

Dari hasil uji coba pada hewan tikus di laboratorium Universitas Illionis Chicago, diketahui tanaman singawalang memiliki aktivitas antiradang (inflamantori), karena dengan segera menyalurkan nanah akibat radang.

(Baca juga: Diklaim Sebagai Obat Kuat Tradisional, Tricajus Mengandung Zat Kimia Berbahaya)

Ia juga mampu bertindak sebagai pereda sakit akibat timbunan asam asetat dalam selaput perut tikus.

Tes perlakuannya dimulai dari rebusan daun kering singawalang dengan dosis tepat disesuaikan dengan bobot tikus.

Hasil pengamatan yang dilakukan, temyata dengan dosis 6,25 g/kg bobot badan singawalang mengalangi timbunan cairan dan gas dalam jaringan (edema) pada kaki tikus.

Pada dosis 10 g/kg terjadi pengurangan asam asetat yang mengakibatkan menggeliatnya tikus-tikus tersebut, tetapi tidak terdapat gejala keracunan setelah pengamatan selama tujuh hari berturut-turut.

 Dari pengamatan in vitro, diketahui senyawa aktif singawalang mampu melawan bakteri Staphylococcus auteus, Pseudomonas aeruginosa, dan jamur Histoplasma capsulatum.

Atas dasar itu, senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan obat antibakteri maupun antijamur. Namun, dalam ekstrak encer ia tidak menunjukkan pengaruhnya.