Find Us On Social Media :

Singawalang, Si Tangguh Melawan TBC

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 6 Agustus 2017 | 06:00 WIB

Buahnya longkah berbentuk garis seperti taji sepanjang 6 mm.

Singawalang dapat tumbuh subur di kebun-kebun di daerah panas. Ciri khasnya, berbau seperti marga bawang [Allium). la dapat memberi bau tak enak pada susu dan  daging dari ternak yang memakan daunnya.

Karena berkhasiat obat, pada 10 April 1993, presiden RI ketika itu, Soeharto, menjulukinya daun tangguh. Budidayanya pun telah berhasil dilakukan untuk diambil daunnya sebagai bahan obat kanker.

Berdasarkan pengamatan lapangan maupun studi etnobotani di  salah satu kampung di Bogor, diketahui tanaman singawalang sudah lama digunakan masyarakat secara turun-temurun sebagai obat tradisional penderita muntah darah (pneumonia) akibat penyakit TBC.

(Baca juga: Sering Mencukur Rambut Kemaluan Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Menular Seksual)

Pengobatan tradisional ini juga banyak membantu penderita di sebagian belahan dunia. Upaya penelitian pun dilakukan dalam bidang – etnobotani maupun farmakologi terhadap singawalang.

Di daerah asalnya, yakni Amerika tropis, singawalang digunakan sebagai bahan obat insektisida dan obat batuk rejan secara tradisional.

Oleh penduduk setempat tanaman ini juga digunakan sebagai obat minum peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), peluruh keringat (sudorifik), peluruh cacing (vermifuga), pereda kekejangan (antipasmodik), dan obat bagi penderita penyakit saraf.

Di Haiti, daun, dan akarnya yang ditumbuk digunakan sebagai obat isap bagi penderita radang sakit kepala sebelah (migren).

Serbuk daunnya dimanfaatkan pula sebagai bahan obat cuci mulut  pasien yang sakit gigi. Sementara masyarakat Dominika memanfadtkan air rebusan akar singawalang untuk mengobati penyakit rematik dan radang paru-paru (pneumonia) (Weniger B., 1988).

Penelitian terhadap khasiat singawalang juga dilakukan dalam proyek penelitian yang disebut TRAMIL.

Penelitian ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, macam etnologi, botani, fitokimia, farmasi, kedokterah, dan masyarakat umum.